Doanya Saad bin Abi Waqqash

Minggu, 03 Jumadil Awal 1441 H

Doa tidak hanya melahirkan optimisme dan harapan, tetapi juga mengokohkan langkah dan rencana

_____

Kisah Doa Saad bin Abi Waqqash

Suatu ketika Umar bin Khaththab mendengar keluhan dari seseorang tentang shalat Saad bin Abi Waqqash. Menurut laporan orang tersebut, shalat Saad bin Abi Waqqash tidak bagus. Umar segera memanggil Saad bin Abi Waqqash yang kala itu menjabat Gubernur Kufah. “Wahai Saad, ada yang melaporkan kepadaku bahwa shalatmu tidak bagus?” tanya Umar.

“Sungguh, saya shalat seperti yang dikerjakan Rasulullah saw. Tidak kurang dan tidak lebih. Saya melakukan shalat Isya shalat dua rakaat pertama lebih lama dari dua rakaat kedua,” Saad menjelaskan.

Umar bin Khaththab tidak langsung begitu saja memercayai jawaban gubernurnya itu. Ia memerintahkan seseorang untuk menyelidiki pribadi Saad. Dari pemantauan suruhan Umar, justru masyarakat memuji kebaikan Saad. Hanya ada satu orang yang begitu membenci Saad dan menjelek-jelekkannya. “Saad tak pernah pergi ke medan perang. Ia tak pernah membagi harta rampasan dengan rata dan tak pernah memutuskan perkara dengan adil,” tutur laki-laki itu.

Mendengar hal itu, Saad bin Abi Waqqash segera berdoa,”Ya Allah, kalau orang ini dusta, aku meminta kepadamu tiga hal. Panjangkanlah umurnya, panjangkanlah melaratnya dan masukkan ia ke dalam fitnah.”

Doa Saad bin Abi Waqqash dikabulkan. Laki-laki itu dipanjangkan usianya dalam keadaan melarat. Alisnya panjang sampai menutupi mata. Kalau melihat anak-anak gadis lewat di depannya, ia selalu mengedipkan mata. Kalau ditanya tentang keadaan dirinya, ia menjawab, “Aku seorang lelaki tua, tertimpa cobaan dan terkena doa Saad.”

Kisah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim itu merupakan contoh betapa doa tak boleh dianggap remeh. Apalagi kalau keluar dari mulut orang-orang yang didzalimi. Kekuatan doa begitu dahsyat. Kedahsyatannya tak bisa dikalahkan.

Doa adalah senjata orang beriman yang tak mungkin dikalahkan oleh sekuat apa pun musuh. Doa tidak hanya melahirkan optimisme dan harapan, tetapi juga mengokohkan langkah dan rencana.

Sumber:

Hepi Andi Bustoni. 2006. Belajar dari Dua Umar. Jakarta: Qalammas.

Tentu imam yang memimpin shalat yang juga akan memperhatikan shalat masyarakat yang dipimpinnya, maka Umar juga memastikan shalatnya Saad bin Abi Waqqash agar ia juga menjadi imam yang baik memimpin masyakatnya.

Leave a comment