Posts by LadySoviana

Liek, Danga, Pikia, Tulih Untuang jadi budi elok

Pribadi Hebat

Pecinta Surga

Senin, 25 Jumadil Awal 1441 H

Bebanmu akan berat, Jiwamu harus kuat. Tetapi aku percaya langkahmu akan jaya. Kuatkan Pribadimu. –Hamka-

_____

Pribadi Hebat

Setiap hari kita tidak akan lepas memperbincangkan orang-orang terkenal atau tidak terkenal, orang yang sangat luar biasa atau orang yang biasa saja. Kita akan mengatakan kemuliaan atau kekurangan seseorang. Seorang pencuri atau perampok besar yang berani merampok rumah orang di siang hari dan di tempat ramai pun tidak akan lepas dari perbincangan kita. Sahabat karib kita yang paling kita cintai atau musuh kita yang dipandang sangat buruk dan paling dibenci, semuanya menjadi pembicaraan kita, semuanya mendapatkan kupasan kita.

Hal apakah yang kita bicarakan?

Jika kita membicarakan Presiden Soekarno, misalnya, hal apakah yang kita bicarakan? Mengapa setiap hari Soekarno tidak lepas dari mulut orang? Baik yang memuji maupun yang mencela.

Yang kita bicarakan adalah “diri” orang. Dari yang manakah itu? Tubuhnya yang gagahkah? Padahal, banyak juga orang lebih gagah darinya. Kepandaiannya berpidatokah? Padahal, ucapan yang dikeluarkannya pun dapat ditiru oleh orang lain. Bahkan, pidato orang lain lebih berisi dari pidatonya. Itulah suatu pengkajian yang telah lama sekali.

Ali bin Abi Thalib pernah menyairkan,

“Manusia dipandang dari segi tubuh hanya sama

Ayahnya Adam dan ibunya Hawa

Jika mereka membangga-banggakan keturunan

Keturunannya pun sama, tanah dan air.”

Pribadi setiap individu layaknya batu bata yang digunakan untuk membangun rumah. Jika kekuatan setiap individu sama kuat, rumah yang dibangun dengan susunan batu bata tersebut pun akan kuat pula dengan didukung bahan material yang baik.

Sumber: Hamka. 2018. Pribadi Hebat. Jakarta: Gema Insani.

_____

Jiwa yang lebih mencintai apa yang ada di sisi Allah dari pada yang ada di sisi manusia

Join Group: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Abu Musa Jabir bin Hayyan

Pecinta Surga

Minggu, 24 Jumadil Awal 1441 H

_____

Abu Musa Jabir bin Hayyan

Dewasa ini, ilmu kimia merupakan bidang yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Semua makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh manusia pasti memiliki unsur kimia.

Kosmetik, parfum, sabun, pasta gigi, sabun cuci, dan berbagai barang yang sering kita jumpai sehari-hari tidak akan dapat kita rasakan tanpa adanya terobosan-terobosan baru dari ilmuwan-ilmuwan kimia—kimiawan.

Islam sudah menganjurkan pemeluk-pemeluknya—bahkan mewajibkan untuk menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. Ayat pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW juga merupakan sebuah perintah untuk menuntut ilmu.

Pada masa keemasan Islam dahulu, banyak sekali ilmuwan-ilmuwan yang tidak hanya ahli pada satu bidang keilmuan. Ar-Razi, selain ahli di bidang matematika dan kedokteraan, ia juga ahli di bidang sastra, mantiq, dan filsafat. Ibnu Sina, selain kedokteran, ia juga ahli pada bidang sastra, politik, musik, dan psikologi. Dan, Jabir bin Hayyan yang merupakan ahli filsafat serta bapak kimia modern.

Barat lebih senang menyebut namannya Geber. Nama lengkapnya Abu Musa al-Asadi at-Tusi, lebih akrab dengan panggilan Jabir bin Hayyan. Ia dilahirkan di Tus, Khurasan (Iran) pada tahun 722.

Nama Geber, pertama kali disebutkan oleh Richard Russel—orang yang menerjemahkan salah satu kitab karangan Jabir bin Hayyan pada tahun 1678 M. Richard juga yang memberikan pujian kepada Jabir dengan menyebutnya juga sebagai ahli falsafah.

Kecakapan Geber di dunia kimia dipengaruhi oleh kemampuan ayahnya yang merupakan seorang ahli obat. Kimia, pada umumnya ditekuni oleh seseorang untuk mengubah logam biasa menjadi emas. Namun, Jabir berbeda.

Jabir mempelajari ilmu kimia dengan sungguh-sungguh untuk menciptakan kehidupan. Hal ini diaplikasikannya dengan selalu melakukan eksperimen-eksperimen. Mulai dari kristalisasi, penyulingan, pemurnian, pencairan, penguapan, dan eksperimen-eksperimen lainnya.

Eksperimen yang paling menarik adalah eksperimen yang ia lakukan pada bidang penyulingan. Jabir bin Hayyan menciptakan sebuah metode distilasi zat kimia dengan membuat alat penyulingan yang terdiri dari dua bejana yang saling berhubungan. Alat penyulingan ini dinamakan alembik. Cara kerja alat ini adalah dengan memanaskan bejana berisi bahan yang akan disuling, uap yang didapatkan akan dialirkan dengan selang menuju bejana yang satunya.

Alat ini merupakan alat penyulingan pertama. Dengan alat ini, banyak sekali jariyah yang dimiliki oleh Jabir bin Hayyan pada semua industri farmasi dan kosmetik. Bahan utama kedua industri tersebut adalah minyak terbang beraroma semerbak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, biasa disebut minyak atsiri. Minyak ini bisa didapatkan dengan cara penyulingan.

Jabir juga membuat alat timbangan yang dapat mengukur berat suatu bahan dengan tingkat kedetailan yang amat tinggi—seperenam gram.

Tak hanya sampai di situ, Jabir juga merupakan manusia yang menemukan asam sulfat, asam hidroklorat, dan asam nitrat yang memiliki kekuatan untuk melarutkan zat logam. Jabir bin Hayyan juga menemukan alkali—senyawa yang dapat menetralkan asam kuat.

Berlandaskan unsur api, tanah, udara, dan air yang berasal dari Yunani kuno, Jabir membagi beberapa zat menjadi tiga unsur, yaitu logam, non-logam, dan senyawa yang dapat disuling. Pembagian ini yang menjadi kerangka pengelompkan pada tabel periodik modern.

Kitab-kitab karangan Jabir bin Hayyan di bidang kimia mencapai ratusan. Di antaranya, ­al-Hikmah al-Falsafiyah, al-Kimya, as-Sab’in, dan beberapa kitab yang telah diterjemahkan oleh ilmuwan-ilmuwan barat seperti Book of KingdomBook of The BalancesSum of Perfection—buku yang diterjemahkan Richard Russel dan Book of Eastern Mercury. Karya-karya tersebut adalah beberapa buah pikiran Jabir bin Hayyan yang masih dapat ditemukan hingga abad pembaharuan.

Kita harus bangga dengan apa yang telah dicapai oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim terdahulu. Tapi, cukupkah sampai di situ?

Jabir bin Hayyan merupakan salah satu ilmuwan yang pantas untuk dijadikan inspirasi. Kapan akan lahir Jabir bin Hayyan yang baru, yang memiliki kemampuan lebih dari beliau?

Wallahu a’lam.

Sumber: Hepi Andi Bustoni. 2006. Belajar dari Dua Umar. Jakarta: Qalammas.

_____

Pertolongan Allah tidak gratis. Tugas kita berusaha

Join Group: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Rasulullah Sayang Anak-Anak

Pecinta Surga

Sabtu, 23 Jumadil Awal 1441 H

Tujuan kita membuka lembaran masa silam bukanlah hanya untuk menikmati atau melihat-lihat kisah-kisah yang sudah berlalu. Namun tujuan kita yang hakiki adalah menjadikannya sebagai wasilah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

_____

Rasulullah bersama anak-anak

Cobalah baca berbagai cerita saat Rasulullah saw bersama dengan anak-anak, Rasulullah saw senantiasa membuat anak-anak senang kepada beliau, mereka menghormati dan memuliakan beliau.

Meskipun anak-anak biasa merengek dan mengeluh serta banyak tingkah, namun Rasulullah saw tidaklah marah, memukul, membentak dan menghardik mereka. Beliau tetap berlaku lemah lembut dan tetap bersikap tenang dalam menghadapi mereka.

Kasih sayang beliau kepada anak-anak tiada batas, meskipun beliau tengah mengerjakan ibadah yang sangat agung, yaitu shalat.

Beliau pernah mengerjakan shalat sambil mengendong Umamah putri Zainab binti Rasulullah dari suaminya yang bernama Abul ‘Ash bin ar-Rabi’. Pada saat berdiri, beliau menggendongnya dan ketika sujud, beliau meletakkannya.

Putra-putri yang menghiasi rumah kita, selalu membutuhkan kasih sayang seorang ayah serta kelembutan seorang ibu. Membutuhkan belaian yang membuat hati mereka bahagia. Sehingga mereka dapat tumbuh dengan pribadi yang luhur dan akhlak yang lurus, siap untuk memimpin umat, sebagai buah karya dari para ibu dan bapak, tentu saja dengan taufik dari Allah.

Sumber: Abdul Malik. 2012. Sehari di kediaman Rasulullah. Jakarta: Darul Haq.

_____

Join Group: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Don’t Be Shadow

Pecinta Surga

Jumat, 29 Jumadil Awal 1441 H

Bebanmu akan berat, Jiwamu harus kuat. Tetapi aku percaya langkahmu akan jaya. Kuatkan Pribadimu. –Hamka-

_____

Menjadi Bayang-Bayang Orang Lain Melemahkan Pribadi

Orang yang hanya menjadi bayang-bayang orang lain berkata dan menulis, bahkan sampai kepada gerak dan geriknya, hanya menjadi “Pak Tiru”. Orang yang seperti itu tentulah akan lenyap pribadinya ditelah oleh pribadi orang yang ditirunya. Tidak jelas lagi bagaimana sebenarnya diri sendiri.

Kita pun mengaku bahwa manusia tidaklah tumbuh sendiri, melainkan ada hal-hal di sekeliling, lingkungan dan keturunannya yang memengaruhi pertumbuhannya. Gandhi terpengaruh oleh Tolstoy dan Tolstoy terpengaruh oleh Russeau. Meskipun terpengaruh, akhirnya Gandhi tumbuh sendiri, sebagaimana Tolstoy pun tumbuh sendiri pula. Keempat imam dalam Islam, yaitu Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Ahmad bin Hanbal pun begitu juga. Mereka awalnya ada hubungan sebagai guru dan murid, tetapi akhirnya mempunyai pribadi dan pendirian masing-masing.

Saya teringat ketika ayah saya, DR. H.A. Karim Amrullah, mengajar agama di Padang Panjang dari tahun 1916 sampai tahun 1926. Beliau selalu membangkitkan semangat pada murid-muridnya supaya menyelidiki sendiri dan merdeka dalam memahami. Jangan hanya menjadi “pak turut” dan menjadi taklid buta. Tidak mengapa jika sekiranya beliau sendiri dibantah, dengan alasan yang cukup. Padahal pada masa itu masih sangat ganjil di kalangan guru agama, jika ada murid-murid yang mencoba membantah pendapat gurunya.

Dalam beberapa tahun kemudian tumbuhlah muridnya lalu memegang peranan yang penting dalam kemajuan agama di Sumatera Barat. Banyak ulama di Sumatera Barat, tetapi tidak ada yang mempunyai murid besar-besar seperti beliau. Diantara murid-muridnya adalah Zainuddin Labay, yang mendirikan sekolah Diniyah dan memimpin s.k al-Munir; Abdul Hamid Hakim Engku Mudo, guru besar di Madrasah Sumatera Thawalib; H. Jalaluddin Thaib, ketua Permi; H. Mukhtar Luthfi, pemimpin Permi yang Terkenal; Rahmah el-Yunusiyah, pemimpin Sekolah Diniyah Perempuan; A.R St. Mansur, pemimpin Muhammadiyah; dan H. Dt. Batuah yang kemudian masuk PKI, semuanya itu mempunyai pribadi masing-masing dan tidak hanya membebek kepada gurunya.

Ilmu memang ada perguruannya, tetapi murid yang tidak merdeka dari gurunya adalah murid yang tidak berpribadi. Barangkali gurunya tidak pandai atau tidak ingin muridnya beroleh kemajuan.

Sumber: Hamka. 2018. Pribadi Hebat. Jakarta: Gema Insani.

_____

Join Group:

https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Luasnya Ampunan Allah

Pecinta Surga

Kamis, 28 Jumadil Awal 1441 H

Hal terpenting yang dimohon seseorang dalam doanya adalah memohon ampun dari segala dosa, dijauhkan dari neraka, dan dimasukkan ke dalam surga.

_____

Luasnya Pengampunan Allah

Hadist Arbain ke 42

Anas ra berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, “Hai anak Adam, selama kalian mau berdoda dan berharap kepada-Ku, pasti Kuampuni dosa yang pernah kalian lakukan, dan Aku tidak peduli.

Hai anak Adam, seandainya dosa kalian membumbung setinggi langit lalu kalian memohon ampun kepada-Ku, pasti Ku-ampuni.

Hai anak Adam, seandainya kalian datang kepada-Ku membawa kesalahan sepenuh bumi, asalkan tidak menyekutukan-Ku, pasti Aku mendatangimu dengan membawa ampunan sepenuh bumi pula.”

h.r. Tirmidzi. Dia berkata, hadist ini hasan shahih

Hal terpenting yang dimohon seseorang dalam doanya adalah memohon ampun dari segala dosa, dijauhkan dari neraka, dan dimasukkan ke dalam surga.

Rasulullah saw bersabda, “Kami selalu memohon untuk dimasukkan ke dalam surga, dan dijauhkan dari neraka.”

Sebesar apapun dosa seorang hamba, ampunan Allah swt tetap lebih luas dan lebih besar dari dosa tersebut.

Jabir ra menceritakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw dan berkata, “Betapa besarnya dosaku.” Ucapan itu diulanginya hingga tiga kali. Rasulullah saw lalu bersabda kepadanya, “Ucapkanlah, “Ya Allah sesungguhnya ampunan-Mu lebih luas daripada dosa-dosaku dan rahmat-Mu sungguh aku harapkan.”

Laki-laki itu lalu mengucapkannya. Rasulullah saw lalu berkata, “Ulangi.” Ia mengulanginya. Sekali lagi Rasulullah saw berkata, “Ulangi.” Ia pun mengulanginya lagi. Setelah itu Rasulullah saw bersabda, “Berdirilah, Allah telah mengampuni dosamu.”

Dengan begitu kita jangan berputus asa dengan dosa yang telah dilakukan karena Allah Maha Pengampun. Walaupun begitu, kita tidak boleh terlena dalam dosa, karena dikhawatirkan bisa terlelap dalam dosa dan terhalang untuk taubat itu sendiri nantinya.

Sumber:

DR.Musthafa Dieb Al-Bugha Muhyiddin Mistu. 2017. Al-Wafi-Syarah Kitab Arba’in An-Nbawiyah. Jakarta: Al-I’tishom.

_____

Join Group: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Pola Pendidikan yang Keliru 2

Pecinta Surga

Selasa, 26 Jumadil Awal 1441 H

Seorang ibu atau pendidik yang bijak ialah yang mengenali potensi anak kemudian berinteraksi dengan cara yang sesuai dengan diri anak.

_____

Pola Pendidikan Yang Keliru 2

Tidak memperhatikan perbedaan

Pola Pendidikan lain yang keliru ialah tidak memperhatikan perbedaan-perbedaan individu setiap anak mengenai hal-hal tertentu. Anak kita tidak akan serupa dengan anak mana pun meskipun berusia sama. Setiap anak mempunyai keistimewaan masing-masing termasuk dari segi fisik, bahkan anak kembar sekalipun. Ketika salah seorang dari anak kembar dipisahkan dari yang lain dan tumbuh di lingkungan yang berbeda, maka salah satunya akan cenderung mempunyai keistimewaan tersendiri yang berbeda dengan saudara kembarnya.

Maka merupakan kesalahan besar jika kita berpikir bahwa semua pola pendidikan sesuai untuk semua orang. Apalagi yang berkaitan dengan hukuman. Sebagian anak mungkin cukup hanya dengan bersikap pura-pura bodah terhadap tingkah laku-buruknya, sebagian yang lain mungkin perlu ditegur dengan mata dan sebagian yang lain ada yang harus ditegur dengan perkataan tertentu. Bahkan ada juga yang tidak bisa diperingatkan kecuali dengan hukuman. Seorang ibu atau pendidik yang bijak ialah yang mengenali potensi anak kemudian berinteraksi dengan cara yang sesuai dengan diri anak.

Sumber: Gomma, Abla Bassat. 2012. Membentuk Kepribadian Anak Sejak Dini. Solo: Samudra.

_____

*Join Group*:

https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Usaha dan Pertolongan Allah

*Pecinta Surga*

Jumat, 22 Jumadil Awal 1441 H

Perjuangan tidak hanya cukup dengan kerja keras dan usaha maksimal, tapi juga memerlukan pertolongan dari Allah.

_____

*Usaha dan Pertolongan Allah*

Meski sudah berusaha semaksimal mungkin mengatur siasat, tetap saja para pengejar berhasil menemukan tempat persembunyian Rasulullah saw dan Abu Bakar. Hanya kekuasaan Allah jualah yang mampu menggerakkan hati orang-orang kafir itu untuk tidak melongok ke dalam gua. Kekuasaan Allah jualah yang telah menggerakkan hati burung merpati untuk bertelur di pintu gua. Kekuasaan Allah pula yang memerintahkan laba-laba untuk merangkai sarangnya menutupi pintu gua. Dengan demikian, orang-orang kafir yang saat itu sudah berdiri di muka gua, tak curiga di dalamnya ada Rasulullah saw dan Abu Bakar sedang bersembunyi.

Meski sudah berusaha semaksimal mungkin memilih jalan paling aman ke Madinah, tapi tetap saja Suraqah bin Naufal mampu menemukan mereka. Lagi-lagi hanya karena pertolongan Allah yang menyebabkan kaki kuda Suraqah terperosok sehingga menyebabkannya tak sanggup menangkap atau membunuh Rasulullah saw.

Begitulah perjuangan. Ia tak hanya cukup dengan kerja keras dan usaha maksimal, tapi juga memerlukan bantuan dari Allah. Sebaliknya, bantuan dari Allah tak bisa turun begitu saja. Ia memerlukan usaha yang maksimal. Dua faktor ini ibarat mata keping uang yang tak bisa dipisahkan. Keduanyalah yang menyebabkan lahirnya keberhasilan.

Dalam konsteks sekarang, dua faktor itu tak bisa diabaikan. Kalau musuh sudah mengerahkan segala dayanya untuk memusnahkan umat islam, seharusnya kaum Muslimin pun demikian. Menghadapi beragam sebuan dari pihak musuh, diperlukan strategi jitu, kecerdasan otak dan usaha yang besar. Kemenangan memang akan menjadi milik umat Islam. Tapi, bukan tugas kita untuk menunggu, tugas kita berusaha.

Karenanya, datangnya pertolongan Allah itu bersyarat. Ia hanya akan datang kepada mereka yang sudah berusaha menolong agama-Nya. Allah berfirman, “­_Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah,niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu._” (QS Muhammad:7)

Jadi, jangan berharap pertolongan Allah akan muncul kalau kita tak pernah berusaha menolong agama-Nya. Pertolongan Allah tidak gratis.

*Sumber*:

Hepi Andi Bustoni. 2006. Belajar dari Dua Umar. Jakarta: Qalammas.

_____

Pertolongan Allah tidak gratis. Tugas kita berusaha

*Join Group*: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Pola Pendidikan yang Keliru

Pecinta Surga

Selasa, 19 Jumadil Awal 1441 H

Pendidikan adalah tindakan praktis. Tindakan praktis memerlukan kekuatan mental, dan kekuatan mental memerlukan kesabaran, jauh dari sikap emosional dan marah.

_____

POLA-POLA PENDIDIKAN YANG KELIRU

Tidak Bertahap

Pola pertama pendidikan yang keliru ialah interaksi dengan anak yang tidak dilakukan secara bertahap, khususnya ketika kita sedang membentuk salah satu tingkah lakunya. Seorang pendidik yang bijak ialah yang berpindah dari satu tahap pendidikan ke tahap yang lain. Tentu saja dengan perlahan tapi pasti sebelum melakukan penilaian terhadap pola yang dijalankan, apakah berhasil atau tidak.

Pendidikan adalah tindakan praktis. Tindakan praktis memerlukan kekuatan mental, dan kekuatan mental memerlukan kesabaran, jauh dari sikap emosional dan marah.

Allah berfirman:

_Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan._(Asy-Syura [42]:43)

Kapan dan dimana lagi kesabaran lebih diperlukan kecuali pada saat-saat seperti ini. Emosi manusia seringkali mengendalikan banyak faktor. Kita tidak boleh putus asa pada tahap-tahap pertama. Kita perlu melakukan usaha terus menerus sebelum kita membuat penilaian terhadap pola pendidikan.

Pola yang dilakukan secara bertahap, memaksa kita untuk berineraksi dengan sikap lemah lembut, kemudian bersikap tekun dengan kekuatan mental sebelum menilai hasilnya.  Sebagai contoh, sangat tidak layak saya menghukum anak karena tingkah laku buruk sebelum saya memberikan pujian atas tingkah laku terpujinya. Meskipun tingkah laku terpuji itu berupa sesuatu yang kecil.

Kemudian memberi insentif secara bertahap atas tingkah laku baik dan mengabaikan tingkah laku buruk. Jika dengan cara seperti ini tingkah laku tidak berubah, saya akan menggunakan nasihat dengan cara yang lembut tanpa sepengetahuan orang lain. Setelah itu saya mungkin akan menggunakan hukuman setelah melakukan pertimbangan dan menentukan jenis hukuman yang sesuai bagi bentuk tingkah laku buruk.

Sikap tidak sabar dalam mendidik, tidak konsisten dengan pola yang digunakan serta tidak melakukannya secara bertahap merupakan bagian dari pola pendidikan yang salah. Kita jangan lupa bahwa Al-Quran yang merupakan teori Ilahi tidak diturunkan secara sekaligus, melainkan ia diturunkan secara bertahap selama 23 tahun.

Sumber:

Gomma, Abla Bassat. 2012. Membentuk Kepribadian Anak Sejak Dini. Solo: Samudra.

_____

Blog: surebecenter2.wordpress.com

Join Group: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Sejarah Negara Islam di Madinah

Senin, 4 Jumadil Awal 1441 H

Tak dimungkiri, Islam dalam waktu yang singkat telah hadir sebagai kekuatan dunia. Ideologinya tidak mengenal batas geografis atau ras. Dari situlah lahir sebuah peradaban yang mengundang decak kagum.

_____

Sejarah berdirinya Negara Islam dengan Ibukota Madinah

Tahun 1 Hijriah, Mendirikan negara Islam

Rasulullah sampai ke Madinah pada tanggal 22 Rabiul Awal tahun ke-53 dari kelahirannya dan kemudian melakukan beberapa aktivitas yang besar. Yang terpenting diantaranya adalah membangun mesjid, mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, serta mengikat perjanjian dengan kaum Yahudi.

Tahun 2 Hijriah

Terjadi perang Badar Kubra pada 17 Ramadhan di bawah pimpinan Rasulullah. Dalam peperangan tersebut, kaum muslim menang telak atas kaum musyrikin.

Tahun 3 Hijriah, Ujian

Kaum Musyrik relatif menang atas kaum muslimin dalam perang Uhud pada tahun ke-3 H. Hal tersebut disebabkan ketidakpatuhan pasukan pemanah kepada Rasulullah yang telah memerintahkan agar tetap berada di posisi mereka.

Tahun 4 Hijriah

Pada tahun ini berlangsung pengusiran Yahudi Bani Nadhir dari kota Madinah, seperti halnya Yahudi Bani Qainuqa, karena membatalkan perjanjian dengan kaum muslimin. Pada bulan Zulkaidah dari tahun ini juga kaum muslim menunggu kaum Quraisy di Badar sesuai kesepakatan. Namun, Quraisy memilih tidak menghadapi kaum muslim karena takut terhadap akibatnya.

Tahun 5 Hijriah

Pada tahun ini terjadi Perang al-Ahzaab atau perang Khandaq. Huyai bin Akhthab berusaha memobilisasi kabilah-kabilah Arab untuk menghadapi kaum muslim. mereka semua berkumpul di Madinah untuk memerangi kaum muslimin. Atas usul Salman al-Farisi, Rasulullah memerintahkan menggali parit di sebelah Selatan Madinah untuk menghalangi mereka masuk ke dalam kota.

Tahun 6 Hijriah, Penyebaran dan ekspansi

Kaum muslimin mencapai kesepakatan bersama kaum Quraisy dalam perjanjian Hudaibiyah, yang isi pasal-pasalnya tampak menguntungkan kaum Quraisy. Akan tetapi, kearifan politik Rasulullah menjelaskan kejauhan pandangnya yang selanjutnya terbukti bahwa perjanjian tersebut menguntungkan kaum muslimin. Barangkali penghentian peperangan di antara kedua belah pihak merupakan kesempatan terbaik yang dimanfaatkan Rasulullah untuk mengirim surat kepada sejumlah raja dan umara untuk mengajak mereka masuk Islam sesudah beliau aman dari agresi Quraisy.

Tahun 7 Hijriah

Di antara hasil perjanjian Hudaibiyah adalah upaya Rasulullah membersihkan komunitas-komunitas Yahudi di sekitar Madinah. Di antara komunitas-komunitas ini yang paling penting di antaranya adalah Yahudi Khaibar yang meminta kepada Rasulullah, sesudah kekalahan mereka, agar tetap boleh tinggal disana (Khaibar) untuk mengelolanya dengan syarat membayar setengah hasil pertanian mereka kepada kaum muslim. Rasulullah menyetujui hal tersebut dan juga berhak meminta mereka pindah kapan pun ia mau.

*Tahun 8 Hijriah, Normalisasi*:

Pada tahun ini kaum Quraisy membatalkan salah satu pasal perjanjian Hudaibiyah sehingga membuka kesempatan bagi kaum muslim untuk berangkat ke Mekah guna menaklukkannya dan menghancurkan berhala-berhala di dalam Kakbah.

Tahun 9 Hijriah, Al-Baraa’ah

Pada tahun ini, Rasulullah mengutus Abu Bakar as-Shiddiq sebagai amir haji. Sesudah Allah menurunkan kepada Rasulullah Surh al-Baraa’ah, beliau kemudian mengutus Ali bin Abi Thalib untuk menyusul Abu Bakar dan kemudian mengumumkan di hadapan orang-orang bahwa kaum musyrik tidak diizinkan lagi melaksanakan haji ke Baitulllah sesudah hari itu.

Tahun 10 Hijriah, Haji Wada’

Satu-satunya haji yang dilaksanakan Rasulullah bersama lebih dari 100.000 kaum muslim. pada saat itu, Rasulullah mengajari mereka manasik haji dan menyampaikan khotbahnya yang terkenal dan yang mengatur urusan umat.

Tahun 11 Hijriah, Rasulullah Wafat

Rasulullah jatuh sakit pada akhir-akhir bulan Safar dan terus demikian selama 13 hari hingga tidak sanggup keluar untuk shalat. Ia menyuruh Abu Bakar mengimami orang-orang hingga Rasulullah wafat pada Senin pagi 12 Rabiulawal.

Sumber:

Abdurrahman Shamid. 2012. Atlas Sejarah Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Kaysa Media.

Kenapa mereka tumbuh di Padang Pasir

Kamis, 8 Jumadil Awal 1441 H

Udara segar untuk pernapasan, bahasa Arab yang fasih untuk lidah, kebebasan bagi jiwa disediakan oleh padang pasir.

_____

Alasan mereka dibesarkan di Padang Pasir

Sudah menjadi kebiasan seluruh keluarga besar Arab kota untuk mengirim anak-anak mereka yang baru lahir ke daerah gurun untuk disusui hingga disapih, serta menghabiskan masa kanak-kanak mereka di tengah-tengah suku Badui. Tak terkecuali Mekah, apalagi sejak awal musim wabah penyakit dan tingginya angka kematian bayi disana. Itu memang berguna bagi jasmani mereka. Tetapi, gurun pasir juga memiliki manfaat untuk perkembangan jiwa.

Kaum Quraisy baru-baru ini saja memulai hidup menetap sejak, Qushay memerintahkan kaumnya membangun tempat tinggal di sekitar Ka’bah.

Sebelumnya, mereka hidup secara nomaden. Hidup menetap mungkin memang tidak terhindarkan, namun cara hidup seperti itu berbahaya. Gaya hidup nenek moyang mereka adalah pengembara, tinggal di tenda-tenda dan sering kali berpindah-pindah. Pengembaraan dan kebebasan adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Di padang pasir, seseorang sadar bahwa dirinya adalah penguasa suatu tempat, dan dengan kesadaran itu, ia terhindar dari keterikatan dengan waktu. Dengan membongkar tendanya, ia menanggalkan kehidupan yang kemaren, dan menatap hari esok dengan pasti. Sedangkan seorang penduduk kota adalah seorang tahanan; menetap di suatu tempat yang sama-kemarin, sekarang dan yang akan datang- hanya menjadi bulan-bulanan waktu, menampung segala keburukan. Perkotaan adalah sarang kecurangan. Kemalasan dan hura-hura tersembunyi di balik dinding-dindingnya, siap untuk setiap saat merenggut dan menghilangkan ketajaman penglihatan serta kewaspadaan manusia. Segalah sesuatu membusuk disana, termasuk keindahan bahasa, suatu hal yang sangat menentukan kualitas manusia. Sebagian orang Arab dapat membaca. Tetapi, keindahan berbahasa merupakan dambaan setiap orang tua terhadap anak-anak mereka. Nilai seseorang umumnya dilihat dari kefasihan dalam bertutur kata, dan puncak kefasihan itu adalah puisi. Mempunyai penyair hebat adalah kebanggaan bagi keluarga. Dan, penyair-penyair terkenal hampir selalu berasal dari suku-suku padang pasir, karena bahasa sehari-hari mereka memang puitis.

Maka dari itu, tali ikatan dengan padang pasir harus selalu diperbaharui dalam setiap generasi yang baru lahir-udara segar untuk pernapasan, bahasa Arab yang fasih untuk lidah, kebebasan bagi jiwa. Dan, anak-anak Quraisy dipelihara di padang sahara hingga delapan tahun agar kebiasaan itu lebih membekas dalam jiwa mereka, meskipun sebenarnya beberapa tahun saja sudah cukup.

Sumber:

Hepi Andi Bustoni. 2006. Belajar dari Dua Umar. Jakarta: Qalammas.

_____

Dari dahulu orang tua telah memilihkan tempat pendidikan terbaik untuk anak-anak mereka agar nanti menjadi generasi hebat, walau harus berpisah bertahun-tahun.