Membumikan Cita-Cita

Pecinta Surga

Sabtu, 21 Jumadil Akhir 1441 H

Sambil bekerja, kita juga tetap harus menjaga cita-cita itu agar tetap ada dalam jiwa, aliran darah dan desah napas. Itulah yang akan menjadi bahan bakar perjuangan kita yang tak mungkin habis.

_____

Membumikan cita-cita

Penggalian  parit itu terpaksa dihentikan. Sebuah batu besar menghadang di depan mata. Berkali-kali para sahabat Rasulullah saw menghantamkan lembing, namun tak ada tanda-tanda batu itu retak apalagi hancur. Batu itu terlalu keras, tapi harus dihancurkan. Kalau tidak, penggalian parit yang akan menjadi benteng pertahanan kaum Muslimin dari ancaman pasukan koalisi Musyrikin bisa terputus.

Beberapa sahabat segera menemui Rasulullah saw dan memberitahu perihal batu besar itu. Rasulullah saw pun datang sambil membawa sebuah beliung. Setelah menbaca basmalah, beliau menghantamkan pukulan pertama. “Allahu Akbar! Aku diberi kunci pembuka negeri Syam. Demi Allah, aku melihat istananya yang merah,” ujar Rasulullah saw begitu melihat percikan sinar menyala akibat kerasnya pukulan beliau menghantam batu.

Lalu, Rasulullah saw menghantamkan pukulan kedua. “Allahu Akbar! Aku diberi negeri Persia. Demi Allah, aku melihat istananya yang putih,” ujar Rasulullah saw. Lalu, beliau menghantamkan pukulan ketiga. “Allahu Akbar! Aku diberi kunci negeri Yaman. Demi Allah! Aku benar-benar melihat pintu-pintu Shan’a dari tempatku ini. Aku diberitahu Jibril bahwa umatku akan menguasai semuanya. Sampaikan berita ini kepada yang lain,” ujar Rasulullah saw kepada para sahabat.

Kita juga umat Rasulullah, dan berita itu juga sampai kepada kita. Tentu seharusnya kitamelanjutkan semangat seperti sahabat yang kembali bersemangat dan menyelesaikan parit. Parit yang membumikan langkah perjuangan untuk mimpi yang disampaikan Rasulullah menjadi semakin nyata.

Persia telah tunduk oleh umat muslim yang hidup di generasi kemudian, namun ingatlah semangat itu harus terus membara sejak mimpi itu disampaikan hendaknya.

Jika secara psikologis mengatakan bahwa kelelahan dan halangan yang terlampau besar akan mustahil untuk bisa semangat seperti sabahat Rasulullah saw. Namun dengan iman pada Allah yang Maha Besar semua itu mungkin.

Kemenangan itu pasti datang, seperti keberhasilan Al-Fatih menaklukan Konstatinopel.

Jika bukan dimasa kita, mungkin anak cucu kita. Seperti leluhur Al-Fatih yang terus mengambil andil dalam perjuangan.

Allahu Akbar! Allah Maha Besar!

Wahai halangan yang besar, Aku punya Allah yang Maha Besar

Oleh : ladysoviana

Sumber: Hepi Andi Bastoni. 2006. Belajar dari Dua Umar-Kenyangkan perut Rakyat. Jakarta: Qalamas.

_____

Join Group: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Brootherhood in Iman

Pecinta Surga

Jum’at, 20 Jumadil Akhir 1441 H

Mencintai kebaikan untuk saudaranya, sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri, dan membenci keburukan untuk saudaranya, sebagaimana ia membenci untuk dirinya sendiri

_____

Brotherhood in Iman

Aku dan engkau saudara seimanku

Barangkali seperti atlet Triathlon,

Bahkan lebih banyak cabang perlombaannya,

Perlombaan yang didasari kebaikan karena iman,

Kita berlomba bukan untuk menjadi lebih baik dari yang lain,

Kita berlomba untuk sama-sama menang,

Menang dari diri sendiri,

Hingga mencintai saudara sebaik cinta untuk diri sendiri,

Bahkan bisa mencintanya dengan lebih baik,

Islam bertujuan menciptakan masyarakat yang harmonis dan penuh kasih sayang. Setiap individu berusaha mendahulukan maslahat umum dan kedamaian masyarakat, sehingga tercipta keadilan dan kedamaian. Semua ini tidak akan terealisasi, kecuali jika setiap individu yang ada dalam satu masyarakat, menghendaki kebaikan dan kebahagiaan bagi orang lain seperti ia menghendakinya untuk dirinya sendiri. Karena itulah, Rasulullah saw, mengkaitkan persatuan dengan iman. Bahkan merupakan bagian yang tak terpisahkan.

Karena semua manusia kebanyakan saat itu hidup dengan iman yang kita rasa sebagai impian diri kita saat ini, mereka merasakan kedamaian masyarakat seperti kedamaian yang kita impikan saat ini akhirnya. Setelah banyak kesabaran yang menempa pribadi mereka sebagai seorang muslim.

Kita yang hidup saat ini, tentu mampu mengulang kembali sejarah kebaikan itu seperti mereka, karena kita sama-sama manusia, sama-sama mengimani Allah Yang Esa dan sama-sama mengimani Rasul yang sama.

Mari kuatkan kesabaran dan yakinkan Allah akan akan mewujudkan impian akan masyarakat madani itu.

Oleh : ladysoviana

Sumber: Dr. Musthafa Dieb Al-Bugha Muhyiddin Mistu. 2017. Al-Wafi Syarah Kitab Arbain An Nawawiyah, Hadist ke 13. Jakarta: Al-I’thisom.

_____

Join Group:https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Kontribusi Keluarga

Pecinta Surga

Kamis, 12 Jumadil Akhir 1441 H

Hidup akan terasa lebih indah, nyaman dan damai jika selalu berkontribusi dan tidak sekadar memikirkan kehidupannya sendiri

_____

Kontribusi Keluarga

Keluarga akan semakin kokoh dan eksis apabila selalu memiliki kontribusi bagi orang lain yang ada di sekitarnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya. Jika hanya berpikir tentang diri sendiri dan keluarga saja, maka ini membuat keluarga menjadi terasing atau teraliensi dari realitas kehidupan. Namun jika peduli, selalu berbagi, selalu memberikan kontribusi terbaik untuk tetangga, kerabat, keluarga besar, maupun masyarakat luas, nilai sebuah keluarga menjadi semakin nyata. Ketahanan keluarga bisa dikokohkan dengan mekanisme kontribusi, karena semua sibuk dalam berbagai kegiatan positif bersama komponen masyarakat lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat, kita bisa melihat ada berbagai tipe keluarga. Ada keluarga yang tampak terbuka dan membuka diri terhadap lingkungan, namun ada pula keluarga yang tampak tertutup dan menutup diri terhadap lingkungan. Ada keluarga yang tampak begitu peduli terhadap masalah sosial yang ada di sekitarnya, namun ada pula keluarga yang sedemikian cuek dan tidak peduli dengan kondisi orang lain. Ada keluarga yang suka berbagi dan memberikan bantuan kepada pihak lain, namun ada pula keluarga yang justru menjadi beban dan masalah bagi lingkungan sekitarnya.

Padahal, salah satu hal yang membahagiakan kehidupan manusia adalah berbagi atau berkontribusi. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang selalu memerlukan kehadiran orang lain dalam kehidupannya. Manusia tidak akan bisa hidup sendiri, untuk itu ada perasaan kebersamaan yang kuat untuk saling memberi, saling berbagi, saling membantu dalam menjalani kehidupan. Bahkan dalam hal berbagi, manusia memerlukan orang lain untuk berbagi kesedihan maupun kebahagiaan.

Kontribusi keluarga kepada pihak-pihak lain di luar rumah mereka, merupakan salah satu indikasi kesehatan sosial yang akan memberikan sumbangan besar bagi terciptanya kekokohan dan keharmonisan keluarga.

Sumber: Cahyadi Takariawan. 2018. 8 Pilar Ketahanan Keluarga. Yogyakarta: Wonderful Publishing.

_____

Dengan kontribusi positif di semua sisi, akan memungkinkan suami, istri, dan anak-anak memiliki lingkungan kehidupan yang menyenangkan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Hal ini berdampak secara langsung maupun tidak langsung dalam penguatan ketahanan keluarga.

Lingkaran Cinta

Pecinta Surga

Kamis, 12 Jumadil Akhir 1441 H

Esok Ayyamul Bidh… Mari perbanyak puasa sunat

_____

Lingkaran Cinta

Lingkaran itu adalah lingkaran cinta,

Lingkaran yang di dalam berbuah manis banyak cinta,

Saling bertemu karena cinta,

Saling menasehati karena cinta,

Saling memberi karena cinta,

Saling menanyakan kabar karena cinta,

Saling mendoakan karena cinta,

Saling menguatkan karena cinta,

Saling bercerita karena telah cinta,

Saat satu dalam lingkaran itu pindah ke lingkaran lain,

Keluarga, pekerjaan, masyarakat, pertemanan,

Ia akan membawa cinta dari lingkaran cinta itu,

Karena….

Lingkaran cinta itu mencintai Allah Rabb-nya dan Rasul-nya,

Oleh: LadySoviana

_____

Join Group: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Puasa Sunah

Pecinta Surga

Selasa, 10 Jumadil Akhir 1441 H

Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).

HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2424. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.
_____

Puasa Sunah

Dua hari lagi,

Jumat- Minggu, 7-9 Februari 2020,

Setelah puasa sunah kamis, dilanjutkan puasa tiga hari setelahnya.

Apakah terasa berat?

Cuaca panas….

Pekerjaan banyak….

Sulit bangun awal….

Waktu yang singkat untuk persiapan…

Coba lihat jadwal shalat subuh,

5.09 WIB

Lebih lama dibandingkan beberapa bulan lalu,

Allah memberi ujian dan memberi kesanggupan untuk melakukannya, barangkali ini salah dari makna ayat terakhir al-Baqarah.

Ramadhan tinggal 3 bulan lagi.

Sekarang Jumadil Akhir, lalu Rajab, lalu Sya’ban, dan kemudian Ramadhan.

Rasulullah menganjurkan kita untuk memperbanyak puasa di bulan Rajab dan Sya’ban sebagai pemanasan agar optimal selama Ramadhan.

Barangkali subuh yang sekarang lebih lama dan kemudian menjelang ramadhan makin cepat, adalah untuk mempermudah kita melakukan pemanasan puasa.

Mari temukan banyak alasan untuk segera memperbanyak amalan,

Salah satunya puasa sunah,

Semangat puasa !

Semangat menyambut Ramadhan!

Oleh: LadySoviana

_____

Rasulullah memperingati hari lahirnya dengan puasa.

*Join Group*:

https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Kontribusi sebuah Keluarga

Pecinta Surga

Minggu, 7 Jumadil Akhir 1441 H

Hidup akan terasa lebih indah, nyaman dan damai jika selalu berkontribusi dan tidak sekadar memikirkan kehidupannya sendiri

_____

Kontribusi Keluarga

Keluarga akan semakin kokoh dan eksis apabila selalu memiliki kontribusi bagi orang lain yang ada di sekitarnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya. Jika hanya berpikir tentang diri sendiri dan keluarga saja, maka ini membuat keluarga menjadi terasing atau teraliensi dari realitas kehidupan. Namun jika peduli, selalu berbagi, selalu memberikan kontribusi terbaik untuk tetangga, kerabat, keluarga besar, maupun masyarakat luas, nilai sebuah keluarga menjadi semakin nyata. Ketahanan keluarga bisa dikokohkan dengan mekanisme kontribusi, karena semua sibuk dalam berbagai kegiatan positif bersama komponen masyarakat lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat, kita bisa melihat ada berbagai tipe keluarga. Ada keluarga yang tampak terbuka dan membuka diri terhadap lingkungan, namun ada pula keluarga yang tampak tertutup dan menutup diri terhadap lingkungan. Ada keluarga yang tampak begitu peduli terhadap masalah sosial yang ada di sekitarnya, namun ada pula keluarga yang sedemikian cuek dan tidak peduli dengan kondisi orang lain. Ada keluarga yang suka berbagi dan memberikan bantuan kepada pihak lain, namun ada pula keluarga yang justru menjadi beban dan masalah bagi lingkungan sekitarnya.

Padahal, salah satu hal yang membahagiakan kehidupan manusia adalah berbagi atau berkontribusi. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang selalu memerlukan kehadiran orang lain dalam kehidupannya. Manusia tidak akan bisa hidup sendiri, untuk itu ada perasaan kebersamaan yang kuat untuk saling memberi, saling berbagi, saling membantu dalam menjalani kehidupan. Bahkan dalam hal berbagi, manusia memerlukan orang lain untuk berbagi kesedihan maupun kebahagiaan.

Kontribusi keluarga kepada pihak-pihak lain di luar rumah mereka, merupakan salah satu indikasi kesehatan sosial yang akan memberikan sumbangan besar bagi terciptanya kekokohan dan keharmonisan keluarga.

Sumber :

Cahyadi Takariawan. 2018. 8 Pilar Ketahanan Keluarga. Yogyakarta: Wonderful Publishing.

_____

Dengan kontribusi positif di semua sisi, akan memungkinkan suami, istri, dan anak-anak memiliki lingkungan kehidupan yang menyenangkan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Hal ini berdampak secara langsung maupun tidak langsung dalam penguatan ketahanan keluarga.

Join Group : https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Bercanda dengan Ummu Aiman

Pecinta Surga

Sabtu, 6 Jumadil Akhir 1441 H

Rasulullah saw bersabda, “Ummu Aiman adalah ibuku sesudah ibuku.”

_____

Rasulullah saw bercanda dengan Ummu Aiman

Rasulullah saw bersikap lemah lembut dan biasa bercanda dengan Ummu Aiman layaknya ibu sendiri. Suatu hari Ummu Aiman mendatangi Rasulullah saw lalu berkata, “Wahai Rasulullah, gendonglah aku!”

Dengan nada bergurau, Rasulullah saw menjawab, “Aku akan mengendongmu di atas anak unta.”

Ummu Aiman menyahut, “ Wahai Rasulullah, anak unta itu tidak akan kuat membawaku dan aku tidak mau.”

Rasulullah saw menjawab lagi, “Aku tidak akan menggendongmu, kecuali di atas punggung anak unta.”

Dengan ucapan-ucapan ini, Rasulullah saw bermaksud bergurau dengan Ummu Aiman. Sesungguhnya, beliau tidak pernah mengatakan selain kebenaran dan pada hakikatnya semua unta pastilah anak anak unta.

Sumber:

Dr Bassam Muhammad Hamami. 2015. 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam. Jakarta: Qisthi Press.

_____

Keimanan membuat kasih sayang diberikan dengan melakukan tindakan yang mulia dan cerdas yang menyenangkan. Mungkin seperti respon Rasulullah yang diminta ibunya untuk mengendongnya.

Join Group : https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Pola Pendidikan yang Keliru

*Pecinta Surga*

Selasa, 3 Jumadil Akhir 1441 H

Rumah adalah sekolah pertama bagi anak dan Orang tua adalah guru terbaiknya

_____

Tidak Memberi Perhatian yang Sama

Beradaptasi dengan perbedaan bukan berarti tidak memberlakukan anak sama rata. Inilah pola pendidikan yang keliru yang sering merusak pendidikan. Ketika kita membahas tentang perhatian yang tidak sama, maka secara tidak langsung kita telah membahas tentang nasihat Rasulullah saw _“Bersikap adillah kepada semua anak kalian.”_ Beliau mengulang perkataan ini sebanyak tiga kali. (HR. Muslim)

Sikap adil dalam pergaulan adalah sangat erat kaitannya dengan masalah keseharian, yaitu tidak mengistimewakan anak tertentu dalam memberi makan, pakaian termasuk juga kasih sayang. Terutama tentang perbedaan antara anak laki-laki dengan anak perempuan.

Kesalahan kita adalah menganggap bahwa pendidikan islami telah membedakan antara anak laki-laki dan perempuan. Kekeliruan ini muncul dari interpretasi ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan mawarits (warisan) yang memberikan hak kepada laki-laki sama dengan dua perempuan. Sebagian orang telah memcampuradukkan masalah ini dengan masalah yang lain sehingga mereka memperlakukan anak-anak perempuan dengan berpedoman kepada ayat ini dalam kehidupan harian.

Hal ini tentu saja kesimpulan yang salah. Rasulullah saw telah melarang sikap seperti ini, dan beliau menasihatkan untuk bersikap adil kepada setiap anak. Selama berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembagan khususnya pada usia remaja, kita tidak boleh membeda-bedakan sikap kepada setiap anak baik dari segi materi maupun kasih sayang. Karena benih hasad dan dengki antara setiap saudara muncul dari pola pendidikan seperti ini.

Diriwayatkan oleh Baihaqi dari Anas ra, seorang laki-laki duduk bersama Nabi Muhammad saw, kemudian datang seorang anak laki-laki kepada orang tersebut, dia memeluknya dan mendudukkannya di atas pangkuannya. Kemudian datang seorang anak perempuan, dia mengambilnya dan mendudukannya di sebelahnya. Rasulullah saw kemudian bersabda, ”Kamu telah bersikap tidak adil terhadap keduanya.”

Sumber: Gomma, Abla Bassat. 2012. Membentuk Kepribadian Anak Sejak Dini. Solo: Samudra.

_____

Join Group: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Pribadi Hebat

Pecinta Surga

Senin, 25 Jumadil Awal 1441 H

Bebanmu akan berat, Jiwamu harus kuat. Tetapi aku percaya langkahmu akan jaya. Kuatkan Pribadimu. –Hamka-

_____

Pribadi Hebat

Setiap hari kita tidak akan lepas memperbincangkan orang-orang terkenal atau tidak terkenal, orang yang sangat luar biasa atau orang yang biasa saja. Kita akan mengatakan kemuliaan atau kekurangan seseorang. Seorang pencuri atau perampok besar yang berani merampok rumah orang di siang hari dan di tempat ramai pun tidak akan lepas dari perbincangan kita. Sahabat karib kita yang paling kita cintai atau musuh kita yang dipandang sangat buruk dan paling dibenci, semuanya menjadi pembicaraan kita, semuanya mendapatkan kupasan kita.

Hal apakah yang kita bicarakan?

Jika kita membicarakan Presiden Soekarno, misalnya, hal apakah yang kita bicarakan? Mengapa setiap hari Soekarno tidak lepas dari mulut orang? Baik yang memuji maupun yang mencela.

Yang kita bicarakan adalah “diri” orang. Dari yang manakah itu? Tubuhnya yang gagahkah? Padahal, banyak juga orang lebih gagah darinya. Kepandaiannya berpidatokah? Padahal, ucapan yang dikeluarkannya pun dapat ditiru oleh orang lain. Bahkan, pidato orang lain lebih berisi dari pidatonya. Itulah suatu pengkajian yang telah lama sekali.

Ali bin Abi Thalib pernah menyairkan,

“Manusia dipandang dari segi tubuh hanya sama

Ayahnya Adam dan ibunya Hawa

Jika mereka membangga-banggakan keturunan

Keturunannya pun sama, tanah dan air.”

Pribadi setiap individu layaknya batu bata yang digunakan untuk membangun rumah. Jika kekuatan setiap individu sama kuat, rumah yang dibangun dengan susunan batu bata tersebut pun akan kuat pula dengan didukung bahan material yang baik.

Sumber: Hamka. 2018. Pribadi Hebat. Jakarta: Gema Insani.

_____

Jiwa yang lebih mencintai apa yang ada di sisi Allah dari pada yang ada di sisi manusia

Join Group: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Abu Musa Jabir bin Hayyan

Pecinta Surga

Minggu, 24 Jumadil Awal 1441 H

_____

Abu Musa Jabir bin Hayyan

Dewasa ini, ilmu kimia merupakan bidang yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Semua makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh manusia pasti memiliki unsur kimia.

Kosmetik, parfum, sabun, pasta gigi, sabun cuci, dan berbagai barang yang sering kita jumpai sehari-hari tidak akan dapat kita rasakan tanpa adanya terobosan-terobosan baru dari ilmuwan-ilmuwan kimia—kimiawan.

Islam sudah menganjurkan pemeluk-pemeluknya—bahkan mewajibkan untuk menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. Ayat pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW juga merupakan sebuah perintah untuk menuntut ilmu.

Pada masa keemasan Islam dahulu, banyak sekali ilmuwan-ilmuwan yang tidak hanya ahli pada satu bidang keilmuan. Ar-Razi, selain ahli di bidang matematika dan kedokteraan, ia juga ahli di bidang sastra, mantiq, dan filsafat. Ibnu Sina, selain kedokteran, ia juga ahli pada bidang sastra, politik, musik, dan psikologi. Dan, Jabir bin Hayyan yang merupakan ahli filsafat serta bapak kimia modern.

Barat lebih senang menyebut namannya Geber. Nama lengkapnya Abu Musa al-Asadi at-Tusi, lebih akrab dengan panggilan Jabir bin Hayyan. Ia dilahirkan di Tus, Khurasan (Iran) pada tahun 722.

Nama Geber, pertama kali disebutkan oleh Richard Russel—orang yang menerjemahkan salah satu kitab karangan Jabir bin Hayyan pada tahun 1678 M. Richard juga yang memberikan pujian kepada Jabir dengan menyebutnya juga sebagai ahli falsafah.

Kecakapan Geber di dunia kimia dipengaruhi oleh kemampuan ayahnya yang merupakan seorang ahli obat. Kimia, pada umumnya ditekuni oleh seseorang untuk mengubah logam biasa menjadi emas. Namun, Jabir berbeda.

Jabir mempelajari ilmu kimia dengan sungguh-sungguh untuk menciptakan kehidupan. Hal ini diaplikasikannya dengan selalu melakukan eksperimen-eksperimen. Mulai dari kristalisasi, penyulingan, pemurnian, pencairan, penguapan, dan eksperimen-eksperimen lainnya.

Eksperimen yang paling menarik adalah eksperimen yang ia lakukan pada bidang penyulingan. Jabir bin Hayyan menciptakan sebuah metode distilasi zat kimia dengan membuat alat penyulingan yang terdiri dari dua bejana yang saling berhubungan. Alat penyulingan ini dinamakan alembik. Cara kerja alat ini adalah dengan memanaskan bejana berisi bahan yang akan disuling, uap yang didapatkan akan dialirkan dengan selang menuju bejana yang satunya.

Alat ini merupakan alat penyulingan pertama. Dengan alat ini, banyak sekali jariyah yang dimiliki oleh Jabir bin Hayyan pada semua industri farmasi dan kosmetik. Bahan utama kedua industri tersebut adalah minyak terbang beraroma semerbak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, biasa disebut minyak atsiri. Minyak ini bisa didapatkan dengan cara penyulingan.

Jabir juga membuat alat timbangan yang dapat mengukur berat suatu bahan dengan tingkat kedetailan yang amat tinggi—seperenam gram.

Tak hanya sampai di situ, Jabir juga merupakan manusia yang menemukan asam sulfat, asam hidroklorat, dan asam nitrat yang memiliki kekuatan untuk melarutkan zat logam. Jabir bin Hayyan juga menemukan alkali—senyawa yang dapat menetralkan asam kuat.

Berlandaskan unsur api, tanah, udara, dan air yang berasal dari Yunani kuno, Jabir membagi beberapa zat menjadi tiga unsur, yaitu logam, non-logam, dan senyawa yang dapat disuling. Pembagian ini yang menjadi kerangka pengelompkan pada tabel periodik modern.

Kitab-kitab karangan Jabir bin Hayyan di bidang kimia mencapai ratusan. Di antaranya, ­al-Hikmah al-Falsafiyah, al-Kimya, as-Sab’in, dan beberapa kitab yang telah diterjemahkan oleh ilmuwan-ilmuwan barat seperti Book of KingdomBook of The BalancesSum of Perfection—buku yang diterjemahkan Richard Russel dan Book of Eastern Mercury. Karya-karya tersebut adalah beberapa buah pikiran Jabir bin Hayyan yang masih dapat ditemukan hingga abad pembaharuan.

Kita harus bangga dengan apa yang telah dicapai oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim terdahulu. Tapi, cukupkah sampai di situ?

Jabir bin Hayyan merupakan salah satu ilmuwan yang pantas untuk dijadikan inspirasi. Kapan akan lahir Jabir bin Hayyan yang baru, yang memiliki kemampuan lebih dari beliau?

Wallahu a’lam.

Sumber: Hepi Andi Bustoni. 2006. Belajar dari Dua Umar. Jakarta: Qalammas.

_____

Pertolongan Allah tidak gratis. Tugas kita berusaha

Join Group: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh