Rasulullah Sayang Anak-Anak

Pecinta Surga

Sabtu, 23 Jumadil Awal 1441 H

Tujuan kita membuka lembaran masa silam bukanlah hanya untuk menikmati atau melihat-lihat kisah-kisah yang sudah berlalu. Namun tujuan kita yang hakiki adalah menjadikannya sebagai wasilah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

_____

Rasulullah bersama anak-anak

Cobalah baca berbagai cerita saat Rasulullah saw bersama dengan anak-anak, Rasulullah saw senantiasa membuat anak-anak senang kepada beliau, mereka menghormati dan memuliakan beliau.

Meskipun anak-anak biasa merengek dan mengeluh serta banyak tingkah, namun Rasulullah saw tidaklah marah, memukul, membentak dan menghardik mereka. Beliau tetap berlaku lemah lembut dan tetap bersikap tenang dalam menghadapi mereka.

Kasih sayang beliau kepada anak-anak tiada batas, meskipun beliau tengah mengerjakan ibadah yang sangat agung, yaitu shalat.

Beliau pernah mengerjakan shalat sambil mengendong Umamah putri Zainab binti Rasulullah dari suaminya yang bernama Abul ‘Ash bin ar-Rabi’. Pada saat berdiri, beliau menggendongnya dan ketika sujud, beliau meletakkannya.

Putra-putri yang menghiasi rumah kita, selalu membutuhkan kasih sayang seorang ayah serta kelembutan seorang ibu. Membutuhkan belaian yang membuat hati mereka bahagia. Sehingga mereka dapat tumbuh dengan pribadi yang luhur dan akhlak yang lurus, siap untuk memimpin umat, sebagai buah karya dari para ibu dan bapak, tentu saja dengan taufik dari Allah.

Sumber: Abdul Malik. 2012. Sehari di kediaman Rasulullah. Jakarta: Darul Haq.

_____

Join Group: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Don’t Be Shadow

Pecinta Surga

Jumat, 29 Jumadil Awal 1441 H

Bebanmu akan berat, Jiwamu harus kuat. Tetapi aku percaya langkahmu akan jaya. Kuatkan Pribadimu. –Hamka-

_____

Menjadi Bayang-Bayang Orang Lain Melemahkan Pribadi

Orang yang hanya menjadi bayang-bayang orang lain berkata dan menulis, bahkan sampai kepada gerak dan geriknya, hanya menjadi “Pak Tiru”. Orang yang seperti itu tentulah akan lenyap pribadinya ditelah oleh pribadi orang yang ditirunya. Tidak jelas lagi bagaimana sebenarnya diri sendiri.

Kita pun mengaku bahwa manusia tidaklah tumbuh sendiri, melainkan ada hal-hal di sekeliling, lingkungan dan keturunannya yang memengaruhi pertumbuhannya. Gandhi terpengaruh oleh Tolstoy dan Tolstoy terpengaruh oleh Russeau. Meskipun terpengaruh, akhirnya Gandhi tumbuh sendiri, sebagaimana Tolstoy pun tumbuh sendiri pula. Keempat imam dalam Islam, yaitu Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Ahmad bin Hanbal pun begitu juga. Mereka awalnya ada hubungan sebagai guru dan murid, tetapi akhirnya mempunyai pribadi dan pendirian masing-masing.

Saya teringat ketika ayah saya, DR. H.A. Karim Amrullah, mengajar agama di Padang Panjang dari tahun 1916 sampai tahun 1926. Beliau selalu membangkitkan semangat pada murid-muridnya supaya menyelidiki sendiri dan merdeka dalam memahami. Jangan hanya menjadi “pak turut” dan menjadi taklid buta. Tidak mengapa jika sekiranya beliau sendiri dibantah, dengan alasan yang cukup. Padahal pada masa itu masih sangat ganjil di kalangan guru agama, jika ada murid-murid yang mencoba membantah pendapat gurunya.

Dalam beberapa tahun kemudian tumbuhlah muridnya lalu memegang peranan yang penting dalam kemajuan agama di Sumatera Barat. Banyak ulama di Sumatera Barat, tetapi tidak ada yang mempunyai murid besar-besar seperti beliau. Diantara murid-muridnya adalah Zainuddin Labay, yang mendirikan sekolah Diniyah dan memimpin s.k al-Munir; Abdul Hamid Hakim Engku Mudo, guru besar di Madrasah Sumatera Thawalib; H. Jalaluddin Thaib, ketua Permi; H. Mukhtar Luthfi, pemimpin Permi yang Terkenal; Rahmah el-Yunusiyah, pemimpin Sekolah Diniyah Perempuan; A.R St. Mansur, pemimpin Muhammadiyah; dan H. Dt. Batuah yang kemudian masuk PKI, semuanya itu mempunyai pribadi masing-masing dan tidak hanya membebek kepada gurunya.

Ilmu memang ada perguruannya, tetapi murid yang tidak merdeka dari gurunya adalah murid yang tidak berpribadi. Barangkali gurunya tidak pandai atau tidak ingin muridnya beroleh kemajuan.

Sumber: Hamka. 2018. Pribadi Hebat. Jakarta: Gema Insani.

_____

Join Group:

https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Pola Pendidikan yang Keliru 2

Pecinta Surga

Selasa, 26 Jumadil Awal 1441 H

Seorang ibu atau pendidik yang bijak ialah yang mengenali potensi anak kemudian berinteraksi dengan cara yang sesuai dengan diri anak.

_____

Pola Pendidikan Yang Keliru 2

Tidak memperhatikan perbedaan

Pola Pendidikan lain yang keliru ialah tidak memperhatikan perbedaan-perbedaan individu setiap anak mengenai hal-hal tertentu. Anak kita tidak akan serupa dengan anak mana pun meskipun berusia sama. Setiap anak mempunyai keistimewaan masing-masing termasuk dari segi fisik, bahkan anak kembar sekalipun. Ketika salah seorang dari anak kembar dipisahkan dari yang lain dan tumbuh di lingkungan yang berbeda, maka salah satunya akan cenderung mempunyai keistimewaan tersendiri yang berbeda dengan saudara kembarnya.

Maka merupakan kesalahan besar jika kita berpikir bahwa semua pola pendidikan sesuai untuk semua orang. Apalagi yang berkaitan dengan hukuman. Sebagian anak mungkin cukup hanya dengan bersikap pura-pura bodah terhadap tingkah laku-buruknya, sebagian yang lain mungkin perlu ditegur dengan mata dan sebagian yang lain ada yang harus ditegur dengan perkataan tertentu. Bahkan ada juga yang tidak bisa diperingatkan kecuali dengan hukuman. Seorang ibu atau pendidik yang bijak ialah yang mengenali potensi anak kemudian berinteraksi dengan cara yang sesuai dengan diri anak.

Sumber: Gomma, Abla Bassat. 2012. Membentuk Kepribadian Anak Sejak Dini. Solo: Samudra.

_____

*Join Group*:

https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Pola Pendidikan yang Keliru

Pecinta Surga

Selasa, 19 Jumadil Awal 1441 H

Pendidikan adalah tindakan praktis. Tindakan praktis memerlukan kekuatan mental, dan kekuatan mental memerlukan kesabaran, jauh dari sikap emosional dan marah.

_____

POLA-POLA PENDIDIKAN YANG KELIRU

Tidak Bertahap

Pola pertama pendidikan yang keliru ialah interaksi dengan anak yang tidak dilakukan secara bertahap, khususnya ketika kita sedang membentuk salah satu tingkah lakunya. Seorang pendidik yang bijak ialah yang berpindah dari satu tahap pendidikan ke tahap yang lain. Tentu saja dengan perlahan tapi pasti sebelum melakukan penilaian terhadap pola yang dijalankan, apakah berhasil atau tidak.

Pendidikan adalah tindakan praktis. Tindakan praktis memerlukan kekuatan mental, dan kekuatan mental memerlukan kesabaran, jauh dari sikap emosional dan marah.

Allah berfirman:

_Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan._(Asy-Syura [42]:43)

Kapan dan dimana lagi kesabaran lebih diperlukan kecuali pada saat-saat seperti ini. Emosi manusia seringkali mengendalikan banyak faktor. Kita tidak boleh putus asa pada tahap-tahap pertama. Kita perlu melakukan usaha terus menerus sebelum kita membuat penilaian terhadap pola pendidikan.

Pola yang dilakukan secara bertahap, memaksa kita untuk berineraksi dengan sikap lemah lembut, kemudian bersikap tekun dengan kekuatan mental sebelum menilai hasilnya.  Sebagai contoh, sangat tidak layak saya menghukum anak karena tingkah laku buruk sebelum saya memberikan pujian atas tingkah laku terpujinya. Meskipun tingkah laku terpuji itu berupa sesuatu yang kecil.

Kemudian memberi insentif secara bertahap atas tingkah laku baik dan mengabaikan tingkah laku buruk. Jika dengan cara seperti ini tingkah laku tidak berubah, saya akan menggunakan nasihat dengan cara yang lembut tanpa sepengetahuan orang lain. Setelah itu saya mungkin akan menggunakan hukuman setelah melakukan pertimbangan dan menentukan jenis hukuman yang sesuai bagi bentuk tingkah laku buruk.

Sikap tidak sabar dalam mendidik, tidak konsisten dengan pola yang digunakan serta tidak melakukannya secara bertahap merupakan bagian dari pola pendidikan yang salah. Kita jangan lupa bahwa Al-Quran yang merupakan teori Ilahi tidak diturunkan secara sekaligus, melainkan ia diturunkan secara bertahap selama 23 tahun.

Sumber:

Gomma, Abla Bassat. 2012. Membentuk Kepribadian Anak Sejak Dini. Solo: Samudra.

_____

Blog: surebecenter2.wordpress.com

Join Group: https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh

Sejarah Negara Islam di Madinah

Senin, 4 Jumadil Awal 1441 H

Tak dimungkiri, Islam dalam waktu yang singkat telah hadir sebagai kekuatan dunia. Ideologinya tidak mengenal batas geografis atau ras. Dari situlah lahir sebuah peradaban yang mengundang decak kagum.

_____

Sejarah berdirinya Negara Islam dengan Ibukota Madinah

Tahun 1 Hijriah, Mendirikan negara Islam

Rasulullah sampai ke Madinah pada tanggal 22 Rabiul Awal tahun ke-53 dari kelahirannya dan kemudian melakukan beberapa aktivitas yang besar. Yang terpenting diantaranya adalah membangun mesjid, mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, serta mengikat perjanjian dengan kaum Yahudi.

Tahun 2 Hijriah

Terjadi perang Badar Kubra pada 17 Ramadhan di bawah pimpinan Rasulullah. Dalam peperangan tersebut, kaum muslim menang telak atas kaum musyrikin.

Tahun 3 Hijriah, Ujian

Kaum Musyrik relatif menang atas kaum muslimin dalam perang Uhud pada tahun ke-3 H. Hal tersebut disebabkan ketidakpatuhan pasukan pemanah kepada Rasulullah yang telah memerintahkan agar tetap berada di posisi mereka.

Tahun 4 Hijriah

Pada tahun ini berlangsung pengusiran Yahudi Bani Nadhir dari kota Madinah, seperti halnya Yahudi Bani Qainuqa, karena membatalkan perjanjian dengan kaum muslimin. Pada bulan Zulkaidah dari tahun ini juga kaum muslim menunggu kaum Quraisy di Badar sesuai kesepakatan. Namun, Quraisy memilih tidak menghadapi kaum muslim karena takut terhadap akibatnya.

Tahun 5 Hijriah

Pada tahun ini terjadi Perang al-Ahzaab atau perang Khandaq. Huyai bin Akhthab berusaha memobilisasi kabilah-kabilah Arab untuk menghadapi kaum muslim. mereka semua berkumpul di Madinah untuk memerangi kaum muslimin. Atas usul Salman al-Farisi, Rasulullah memerintahkan menggali parit di sebelah Selatan Madinah untuk menghalangi mereka masuk ke dalam kota.

Tahun 6 Hijriah, Penyebaran dan ekspansi

Kaum muslimin mencapai kesepakatan bersama kaum Quraisy dalam perjanjian Hudaibiyah, yang isi pasal-pasalnya tampak menguntungkan kaum Quraisy. Akan tetapi, kearifan politik Rasulullah menjelaskan kejauhan pandangnya yang selanjutnya terbukti bahwa perjanjian tersebut menguntungkan kaum muslimin. Barangkali penghentian peperangan di antara kedua belah pihak merupakan kesempatan terbaik yang dimanfaatkan Rasulullah untuk mengirim surat kepada sejumlah raja dan umara untuk mengajak mereka masuk Islam sesudah beliau aman dari agresi Quraisy.

Tahun 7 Hijriah

Di antara hasil perjanjian Hudaibiyah adalah upaya Rasulullah membersihkan komunitas-komunitas Yahudi di sekitar Madinah. Di antara komunitas-komunitas ini yang paling penting di antaranya adalah Yahudi Khaibar yang meminta kepada Rasulullah, sesudah kekalahan mereka, agar tetap boleh tinggal disana (Khaibar) untuk mengelolanya dengan syarat membayar setengah hasil pertanian mereka kepada kaum muslim. Rasulullah menyetujui hal tersebut dan juga berhak meminta mereka pindah kapan pun ia mau.

*Tahun 8 Hijriah, Normalisasi*:

Pada tahun ini kaum Quraisy membatalkan salah satu pasal perjanjian Hudaibiyah sehingga membuka kesempatan bagi kaum muslim untuk berangkat ke Mekah guna menaklukkannya dan menghancurkan berhala-berhala di dalam Kakbah.

Tahun 9 Hijriah, Al-Baraa’ah

Pada tahun ini, Rasulullah mengutus Abu Bakar as-Shiddiq sebagai amir haji. Sesudah Allah menurunkan kepada Rasulullah Surh al-Baraa’ah, beliau kemudian mengutus Ali bin Abi Thalib untuk menyusul Abu Bakar dan kemudian mengumumkan di hadapan orang-orang bahwa kaum musyrik tidak diizinkan lagi melaksanakan haji ke Baitulllah sesudah hari itu.

Tahun 10 Hijriah, Haji Wada’

Satu-satunya haji yang dilaksanakan Rasulullah bersama lebih dari 100.000 kaum muslim. pada saat itu, Rasulullah mengajari mereka manasik haji dan menyampaikan khotbahnya yang terkenal dan yang mengatur urusan umat.

Tahun 11 Hijriah, Rasulullah Wafat

Rasulullah jatuh sakit pada akhir-akhir bulan Safar dan terus demikian selama 13 hari hingga tidak sanggup keluar untuk shalat. Ia menyuruh Abu Bakar mengimami orang-orang hingga Rasulullah wafat pada Senin pagi 12 Rabiulawal.

Sumber:

Abdurrahman Shamid. 2012. Atlas Sejarah Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Kaysa Media.

Kenapa mereka tumbuh di Padang Pasir

Kamis, 8 Jumadil Awal 1441 H

Udara segar untuk pernapasan, bahasa Arab yang fasih untuk lidah, kebebasan bagi jiwa disediakan oleh padang pasir.

_____

Alasan mereka dibesarkan di Padang Pasir

Sudah menjadi kebiasan seluruh keluarga besar Arab kota untuk mengirim anak-anak mereka yang baru lahir ke daerah gurun untuk disusui hingga disapih, serta menghabiskan masa kanak-kanak mereka di tengah-tengah suku Badui. Tak terkecuali Mekah, apalagi sejak awal musim wabah penyakit dan tingginya angka kematian bayi disana. Itu memang berguna bagi jasmani mereka. Tetapi, gurun pasir juga memiliki manfaat untuk perkembangan jiwa.

Kaum Quraisy baru-baru ini saja memulai hidup menetap sejak, Qushay memerintahkan kaumnya membangun tempat tinggal di sekitar Ka’bah.

Sebelumnya, mereka hidup secara nomaden. Hidup menetap mungkin memang tidak terhindarkan, namun cara hidup seperti itu berbahaya. Gaya hidup nenek moyang mereka adalah pengembara, tinggal di tenda-tenda dan sering kali berpindah-pindah. Pengembaraan dan kebebasan adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Di padang pasir, seseorang sadar bahwa dirinya adalah penguasa suatu tempat, dan dengan kesadaran itu, ia terhindar dari keterikatan dengan waktu. Dengan membongkar tendanya, ia menanggalkan kehidupan yang kemaren, dan menatap hari esok dengan pasti. Sedangkan seorang penduduk kota adalah seorang tahanan; menetap di suatu tempat yang sama-kemarin, sekarang dan yang akan datang- hanya menjadi bulan-bulanan waktu, menampung segala keburukan. Perkotaan adalah sarang kecurangan. Kemalasan dan hura-hura tersembunyi di balik dinding-dindingnya, siap untuk setiap saat merenggut dan menghilangkan ketajaman penglihatan serta kewaspadaan manusia. Segalah sesuatu membusuk disana, termasuk keindahan bahasa, suatu hal yang sangat menentukan kualitas manusia. Sebagian orang Arab dapat membaca. Tetapi, keindahan berbahasa merupakan dambaan setiap orang tua terhadap anak-anak mereka. Nilai seseorang umumnya dilihat dari kefasihan dalam bertutur kata, dan puncak kefasihan itu adalah puisi. Mempunyai penyair hebat adalah kebanggaan bagi keluarga. Dan, penyair-penyair terkenal hampir selalu berasal dari suku-suku padang pasir, karena bahasa sehari-hari mereka memang puitis.

Maka dari itu, tali ikatan dengan padang pasir harus selalu diperbaharui dalam setiap generasi yang baru lahir-udara segar untuk pernapasan, bahasa Arab yang fasih untuk lidah, kebebasan bagi jiwa. Dan, anak-anak Quraisy dipelihara di padang sahara hingga delapan tahun agar kebiasaan itu lebih membekas dalam jiwa mereka, meskipun sebenarnya beberapa tahun saja sudah cukup.

Sumber:

Hepi Andi Bustoni. 2006. Belajar dari Dua Umar. Jakarta: Qalammas.

_____

Dari dahulu orang tua telah memilihkan tempat pendidikan terbaik untuk anak-anak mereka agar nanti menjadi generasi hebat, walau harus berpisah bertahun-tahun.

Cerita Haji Agus Salim

Rabu, 06 Jumadil Awal 1441 H

Setiap individu dapat menjadikan dirinya luar biasa dan memberikan kontribusi kepada bangsanya.

_____

Satu Cerita Haji Agus Salim

Adakah di kalangan orang-orang besar Indonesia, orang seperti Briand (Mantan Perdana Menteri Perancis) dan Lioyd (Mantan Perdana Menteri Inggris) atau lebih dari itu? Ada. Haji A. Sali terkenal kecepatannya berpikir. Pada suatu hari, di masa penjajahan, di bercakap-cakap dengan seorang berbangsa Belanda tentang bahasa Indonesia. Orang Belanda itu mengatakan bahwa bahasa Indonesia hanya bahasa jongos. Bahasa itu tidak akan bisa dipakai untuk bidang ilmu pengetahuan.

“Bisa, mengapa tidak?” kata Haji A. Salim.

“Apa bahasa Indonesia dari kata _politic_?”

Beliau menjawab dengan cepat sekali, “Terjemahkan dahulu kata itu ke dalam bahasa Belanda, nanti saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secepat itu pula?”

Orang Belanda itu terdiam.

Beberapa tahun yang telah lalu, pada masa penjajahan, beliau melakukan pidato dalam suatu rapat umum di Yogyakarta. Ketika ia baru saja naik ke mimbar, pemuda-pemuda yang membenci pendirian politiknya sudah mengembek  seperti kambing karena beliau berjanggut. Beliau hendak disamakan dengan kambing.

Secepat itu juga beliau berkata kepada ketua rapat, “Ini adalah rapat manusia, Tuan Ketua. Harap Tuan Ketua menghalaukan kambing-kambing itu ke luar.” Secepat kilat, beralihlah ejekan kambing kepada orang-orang yang mengembek. Beliau terhindar dari ejekan sebagai orang yang berjanggut.

Sumber:

Prof. Dr. Hamka. 2018. Pribadi Hebat. Depok: Gema Insani.

Tidak cepat mengetahui maksud orang seumpama sebuah pigura berbingkai bagus, tetapi lukisannya tidak hidup dan tidak berseni. Orang perempuan pun demikian pula. Banyak perempuan yang cerdik, pandai melagak, tetapi tidak menarik perhatian. Ada juga perempuan yang sederhana sifatnya, tetapi menawan hati karena dalam perangainya tampak kecerdikan.

Sabar

Selasa, 5 Jumadil Awal 1441 H

Sabar adalah kemuliaan dan kalah adalah kehinaan. Kemenangan ada pada kesabaran.

_____

Sabar

Pribadi yang kuat tidak cepat terguncang. Apa dikatakan yang sulit oleh si lemah jiwa, adalah “perkara kecil” kata pribadi besar. Orang yang lemah tetapi bersabar akan lebih menang daripada orang kuat tetapi terburu-buru dan terlalu bernafsu.

Jika kesabaran telah menjadi sebab kemenangan bagi orang besar, seperti William Pitt dan Hatta, kesabaran pulalah yang akan mengukuhkan pribadi orang biasa hingga dapat menjadi orang besar. Isaac Newton menjadi orang besar karena kemarahan gurunya sebab menyangka otaknya tumpul. Suatu hari gurunya marah, “Hai, Isaac! Kenapa engkau tidak juga paham apa yang saya ajarkan?” dengan sedih murid yang tumpul otak itu menjawab, “Janganlah marah kepada saya, Pak Guru! Anda saya perhatikan, tidak ada ajaran guru yang saya biarkan lepas dari telinga saya dan saya tidak pemalas. Namun, belum juga bisa! Tetapi Pak Guru, saya yakin kelak akan dapat juga.” Gurunya terdiam mendengar jawaban itu.

Setelah itu, karena kesabarannya ia dapat menaiki jenjang filsafat yang tinggi sehingga dia terhitung sebagai salah seorang ahli ilmu alam yang besar. Dialah yang mendapat teori ilmu alam tentang kekuatan gravitasi karena melihat buah apel jatuh dari tangkainya. Dia pun mengaku bahwa kenaikannya lantaran kesabarannya walaupun pada mulanya otaknya tumpul.

Sumber:

Prof. Dr. Hamk. 2018. Pribadi Hebat. Depok: Gema Insani.

_____

Sabar adalah ibu segala akhlak (Muhammad Abduh)

Doanya Saad bin Abi Waqqash

Minggu, 03 Jumadil Awal 1441 H

Doa tidak hanya melahirkan optimisme dan harapan, tetapi juga mengokohkan langkah dan rencana

_____

Kisah Doa Saad bin Abi Waqqash

Suatu ketika Umar bin Khaththab mendengar keluhan dari seseorang tentang shalat Saad bin Abi Waqqash. Menurut laporan orang tersebut, shalat Saad bin Abi Waqqash tidak bagus. Umar segera memanggil Saad bin Abi Waqqash yang kala itu menjabat Gubernur Kufah. “Wahai Saad, ada yang melaporkan kepadaku bahwa shalatmu tidak bagus?” tanya Umar.

“Sungguh, saya shalat seperti yang dikerjakan Rasulullah saw. Tidak kurang dan tidak lebih. Saya melakukan shalat Isya shalat dua rakaat pertama lebih lama dari dua rakaat kedua,” Saad menjelaskan.

Umar bin Khaththab tidak langsung begitu saja memercayai jawaban gubernurnya itu. Ia memerintahkan seseorang untuk menyelidiki pribadi Saad. Dari pemantauan suruhan Umar, justru masyarakat memuji kebaikan Saad. Hanya ada satu orang yang begitu membenci Saad dan menjelek-jelekkannya. “Saad tak pernah pergi ke medan perang. Ia tak pernah membagi harta rampasan dengan rata dan tak pernah memutuskan perkara dengan adil,” tutur laki-laki itu.

Mendengar hal itu, Saad bin Abi Waqqash segera berdoa,”Ya Allah, kalau orang ini dusta, aku meminta kepadamu tiga hal. Panjangkanlah umurnya, panjangkanlah melaratnya dan masukkan ia ke dalam fitnah.”

Doa Saad bin Abi Waqqash dikabulkan. Laki-laki itu dipanjangkan usianya dalam keadaan melarat. Alisnya panjang sampai menutupi mata. Kalau melihat anak-anak gadis lewat di depannya, ia selalu mengedipkan mata. Kalau ditanya tentang keadaan dirinya, ia menjawab, “Aku seorang lelaki tua, tertimpa cobaan dan terkena doa Saad.”

Kisah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim itu merupakan contoh betapa doa tak boleh dianggap remeh. Apalagi kalau keluar dari mulut orang-orang yang didzalimi. Kekuatan doa begitu dahsyat. Kedahsyatannya tak bisa dikalahkan.

Doa adalah senjata orang beriman yang tak mungkin dikalahkan oleh sekuat apa pun musuh. Doa tidak hanya melahirkan optimisme dan harapan, tetapi juga mengokohkan langkah dan rencana.

Sumber:

Hepi Andi Bustoni. 2006. Belajar dari Dua Umar. Jakarta: Qalammas.

Tentu imam yang memimpin shalat yang juga akan memperhatikan shalat masyarakat yang dipimpinnya, maka Umar juga memastikan shalatnya Saad bin Abi Waqqash agar ia juga menjadi imam yang baik memimpin masyakatnya.

Penuturan Halimah

Sabtu, 2 Jumadil Awal 1441 H

Kisah itu memperkuat hati, meneguhkan keyakinan, dan memantapkan pendirian

_____

Penuturan Halimah

Saat kami memutuskan untuk meninggalkan Mekah, aku bilang kepada suamiku, “Aku enggan kembali ke rombongan teman-teman kita tanpa mendapatkan seorang bayi untuk disusui. Aku akan kembali ke anak yatim itu dan akan membawanya. “Terserah engkaulah,” kata suamiku. “Mudah-mudahan Allah memberikan berkah-Nya kepada kita lewat anak itu!”

Maka, aku pun pergi untuk mengambilnya, tak lain karena aku tidak mendapatkan asuhan lain kecuali dia. Aku membawanya kembali ke tempat kendaraan kami ditambatkan. Tak lama setelah kudekap ia di dadaku, tiba-tiba payudaraku penuh air susu untuk menyusuinya. Ia meminumnya sampai kenyang, dan saudara angkatnya pun sampai kenyang. Setelah itu, mereka tertidur nyenyak.

Suamiku mendekati untuk betina tua kami dan, astaga, susunya penuh! Ia pun meminumnya dan aku juga turut minum hingga begitu kekenyangan. Kami menjalani malam yang begitu menyenangkan, dan di pagi harinya suamiku berkata, “Demi Tuhan, Halimah, engkau telah mengambil makhluk yang diberkahi Tuhan!” “Begitulah harapanku,”kataku.

Selanjutnya kami bersiap-siap untuk berangkat, dan aku kembali menaiki keledaiku sambil menggendong anak itu. Keledaiku berjalan dengan cepat menyalip rombongan yang lain; “Hebat sekali, kalian!” kata mereka. “Tunggulah kami! Bukankah keledai yang kau tunggangi itu sama dengan keledai yang kemarin kalian naiki saat berangkat kemari?” “Ya, tentu saja,” jawabku, “ia memang keledai yang sama.” “Suatu mukjizat telah datang kepadanya,” komentar mereka.

Sumber:

Martin Ling. 2016. Muhammad_Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Cerita yang pernah kita dengar sejak kecil tentang Rasulullah yang membuat kita mengenal beliau hingga mengantar hati untuk mencintai beliau