Kenali Media Massa

Jumat, 1 Jumadil Awal 1441 H

Barangkali penyebabnya adalah berbagai media massa di Dunia Islam itu jelas tidak berpijak di atas ideologi Islam

_____

Media Massa

Saat ini, muncul suatu industri baru yang disebut dengan industri informasi yang mampu membentuk opini, orientasi, atau pola pikir publik.

Berangkat dari pentingnya media massa dalam membentuk opini publik, penulis melihat bahwa media massa sekarang telah mengabaikan perannya dalam mempersiapkan umat Islam secara islami. Bahkan mayoritas media massa justru menghancurkan dan menjauhkan generasi umat Islam dari agamanya. Barangkali penyebabnya adalah berbagai media massa di Dunia Islam itu jelas tidak berpijak di atas ideologi Islam, karena faktor berikut ini:

a. Generasi muda Islam telambat masuk di dunia informasi dan belajar secara khusus tentang seni pertunjukkan, rumah produksi, dunia publikasi, dan sebagainya.

b. Musuh-musuh Islam selalu memperhatikan perkembangan teknologi dan memanfaatkan semua hal yang baru untuk memenangkan kebatilan atas kebenaran. Oleh karenanya, mayoritas karyawan media massa di Dunia Islam pada seperempat akhir abad ke-14 H dan awal abad ke-15 H berasal dari musuh-musuh Islam tulen, seperti Marxisme,para penggemar berat perabadan Barat, atau bahkan dari umat Islam sendiri yang ideologinya lemah, sehingga mereka mencampuradukkan yang baik dengan yang tidak baik, seperti halnya seorang wanita yang profesinya tidak halal dan sangat ingin menunaikan ibadah haji dan umrah. Musik yang kini banyak mendominasi acara radio atau televisi di belahan dunia Islam merupakan bukti perkataan penulis, yang semua itu mengajak pada kehancuran moral bangsa secara terang-terangan.

Demikian pula dengan media cetak, khususnya majalah. Sebagian besar majalah yang beredar di Dunia Islam, sepertiga halamannya terkadang berisi edisi khusus tentang gaya hidup selebrritis, seperti kesibukan mereka di dapur, mengurus anjing dan tanaman, apa saja gaun kegemarannya, dan sebagainya. Sedangkan siaran televisi di Dunia Islam dan film-film produk Arab dan asing kebanyakan temanya seputar perselingkuhan dan percintaan.

*Sumber*:

Khalid Ahmad Syantut. 2011. Tarbiyah Askariyah. Solo: Era Adicitra Intermedia.

Jiwa Muslim

Kamis, 29 Rabiul Akhir 1441 H

Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, bila engkau tidak bisa seakan-akan melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu.

_____

Jiwa Pejuang Muslim

Rumah tangga harus mampu membuat jiwa anak-anaknya menjadi bersih. Metode paling utama yang dipakai adalah menghubungkan jiwa mereka dengan Sang Maha Pencipta dan semakin meningkatkan interaksinya dengan Allah swt, sebab seorang pejuang Muslim membutuhkan jiwa yang mampu mengalahkan nilai-nilai kejahiliahan dari muka bumi dan lebih mencintai apa yang ada di sisi Allah dari pada yang ada di sisi manusia. Jiwa yang dibutuh adalah yang mampu mengendalikan dirinya dan mempersembahkannya hanya untuk Allah swt dan jiwa yang berkata, _aku bersegera kepada-Mu, ya Tuhanku, supaya Engkau ridha._ (Thaha: 84)

Disiplin dalam beribadah , seperti shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al-Qur’an, dan zikir kepada Allah swt di tengah malam dan siang hari merupakan sarana yang paling baik untuk menghubungkan jiwa manusia dengan Rabb-nya, Allah swt, setelah sebelumny menanamkan kuat-kuat keimanan kepada Allah swt sampai berhasil ke tingkatan ihsan, yakni tingkata kedudukan dimana _”engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, bila engkau tidak bisa seakan-akan melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu.”_

Memperbanyak puasa, menghidupkan malam, memperbanyak doa, dan zikir yang diajarkan oleh Rasulullah saw akan memperkukuh hubungan seorang hamba dengan Rabb-nya, Allah swt.

*Sumber*:

Hepi Andi Bustoni. 2006. Belajar dari Dua Umar. Jakarta: Qalammas.

Jiwa yang lebih mencintai apa yang ada di sisi Allah dari pada yang ada di sisi manusia

Al Qur’an, Surat Cinta

Selasa, 27 Rabiul Akhir 1441 H

Rajin membaca Al-Quran itu dapat memberikan gizi pada jiwa seseorang, sehingga bisa berkembang dengan sehat

_____

*Al-Qur’an, Surat Cinta*

Pada masa yang serba sulit ini, betapa sangat perlunya untuk kembali kepada ajaran agama kita. Betapa pentingnya juga para orang tua, generasi muda, kaum perempuan, dan anak-anak untuk membaca ayat-ayat Allah, baik pada siang maupun malam hari, serta mengajak manusia menuju petunjuknya dengan terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

Diantara ibadah yang paling utama adalah membaca Al-Qur’an, mendalami isinya, dan mengamalkannya. Allah swt berfirman, _Maka ingatlah kalian pada-Ku, Aku akan mengingatmu_. Zikir yang paling utama adalah membaca Al-Qur’an.

Agar aktivitas ini bisa membekas kuat pada jiwa, sebaiknya seseorang memperhatikan beberapa adab membaca Al-Qur’an. Di antaranya adalah hendaknya seseorang merasa bahwa setiap pembicaraan Al-Qur’an itu khusus ditujukan pada-Nya dan ia membacanya laksana seorang hamba yang sedang membaca surat yang berisi perintah dan larangan dari majikannya.

Sedangkan adab membaca Al-Qur’an yang lain adalah hendaknya seseorang merasa sedang berada di hadapan Rabb-nya dalam keadaan sedang menatapnya. Pada akhirnya nanti, keadaan dirinya akan bergeser ke suatu kondisi jiwa, dimana dia akan menyaksikan dengan mata hatinya bahwa Allah swt sedang melihatnya, mengajaknya berbicara, dan membisikinya dengan anugerah dan kebaikan-Nya.

Hati, bila telah berkarat akan sulit baginya untuk berhubungan dengan Sang Khalik, karena telah tertutup oleh dosa-dosa.

Hati seorang pembaca Al-Quran seyogianya merasa terkesan oleh ayat-ayat Al-Quran, yakni ketika membaca ayat yang berisi ancaman, ia merasa takut dan bila berjumpa dengan ayat tentang janji, ia merasa gembira.

Demikianlah, bahwa rajin membaca Al-Quran itu dapat memberikan gizi pada jiwa seseorang, sehingga bisa berkembang dengan sehat. Hal ini dikarenakan ketika membacanya dengan benar dan penuh penghayatan, jiwa seseorang tersebut akan berhubungan dengan Sang Khalik. Inilah faktor penyebab berkembang dan sehatnya jiwa manusia.

*Sumber*:

Khalid Ahmad Syantut. 2011. Tarbiyah Askariyah. Solo: Era Adicitra Intermedia.

_____

Hidupkan hati dengan Al-Qur

Ukiran Minang setelah Islam masuk

Senin, 26 Rabiul Akhir 1441 H

Seni itu identik dengan keindahan, Islam menjadinya semakin indah

_____

*Ukiran Minangkabau dan Indahnya Islam*

Pada masa ini berkembang beraneka ragam motif hias di seluruh Indonesia. Salah satu contohnya yang perkembangan motif hiasnya menarik perhatian adalah Sumatera Barat yang terkenal dengan nama Minangkabau. Berbagai motif hias mungkin sudah berkembang di zaman prasejarah akhir. Adapun yang paling menarik adalah perkembangan motif hias setelah terkena pengaruh Islam, terutama di masa kerajaan Minangkabau/Pagaruyuang pada abad ke-16. Motif-motif hias Minangkabau dibuat lebih abstrak mengikuti tradisi Islam dan secara umum setiap motif hias memiliki landasan kata-kata puitis yang disebut pepatah. Berikut adalah bunyi pepatah untuk motif hias Aka Bapilin dan Daun Siriah.

Motif Aka Bapilin

_Aka nan bapilin_

_Pilin jariang nak barisi_

_Pilin kacang nak mamanjek_

Motif Daun Siriah

_Sakabek bak siriah_

_Sarumpun bak sarai_

Pada pepatah pertama, kata aka artinya adalah akar. Pepatah ini mengandung nasihat bahwa orang Minangkabau tidak akan bertindak sia-sia. Orang Minangkabau tidak boleh berputus asa karena dibekali akal oleh Tuhan. Kata aka dianggap memiliki arti ganda, yakni akar atau akal. Ajaran ini tercermin pada mentalitas orang Minangkabau sekarang ini yang sangat gigih dalam menjalani kehidupan dimana pun. Pepatah kedua lebih sederhana susunan katanya, menyangkut daun sirih dan daun sereh. Pepatah ini mengandung ajaran pentingnya persatuan dan kesatuan di antara orang Minangkabau, seperti halnya seikat daun sirih dan serumpun serai.

*Sumber*:

Sumartono. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia – Seni Rupa dan Desain. Jakarta: Rajawali press.

Ketidaksukaan pada penggambaran makhluk secara visual inilah yang menyebabkan seni patung tidak berkembang dalam tradisi seni rupa Islam

Neneknya Umar bin Abdul Aziz

*Pecinta Surga*

Minggu, 25 Rabiul Akhir 1441 H

Kisah itu memperkuat hati, meneguhkan keyakinan, dan memantapkan pendirian

_____

Putri Penjual Susu, Nenek Umar bin Abdul Aziz

Di antara suara binatang malam, sayup-sayup terdengar olehnya suara dua wanita dalam rumah yang kecil. Pembicaraan itu berlangsung antara seorang ibu dan putrinya. Sang anak berdebat dengan ibunya dan menolak mencampurkan susu perahan dengan air. Sang ibu berkata,”Campurkanlah susu perahan dengan air!”

“Amirul Mukminin melarang susu campuran. Apakah ibu tidak mendengar dia melarang perbuatan itu?” ujar sang anak.

“Umar tidak melihat kita. Ia tidak mungkin mengetahui perbuatan kita di pengujung terakhir di malam ini!” jawab sang ibu.

Seketika anak gadisnya menjawab, “Wahai ibu, seandainya Umar tidak melihat kita, tapi Tuhan Umar melihat kita. Sungguh demi Allah, saya tidak akan melakukannya. Allah juga melarang perbuatan itu!”

Pernyataan gadis ini menjadi air penyejuk bagi hati Umar. Sebuah jawaban yang memadukan kejujuran dengan keimanan, ketakutan kepada Allah dan perasaan diawasi oleh-Nya. Umar mempercepat langkahnya menuju Mesjid Nabawi untuk menunaikan shalat Subuh bersama para sahabatnya. Setelah itu, ia kembali ke rumahnya. Kata-kata jujur gadis itu masih terngiang dalam pendengarannya, “Seandainya Umar tidak melihat kita, tapi Tuhan Umar melihat kita.”

Umar memanggil ‘Ashim, putranya yang sudah ingin menikah. Lalu ia sarankan untuk mengunjungi rumah gadis tersebut, seraya menceritakan apa yang ia dengar. Umar berucap,”Wahai anakku, pergilah dan nikahilah. Saya tidak melihatnya kecuali mendapat keberkahan. Semoga ia melahirkan anak yang memimpin Arab.”

‘Ashim menikahi gadis miskin yang wara’ itu. Namanya Ummu Ammarah binti Sufyan bin Abdullah bin Rabiah ats-Tsaqafi. Dari pernikahan ini lahirlah putri yang mereka namakan Laila dengan nama panggilan Ummu ‘Ashim. Ummu ‘Ashim menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan. Buah pernikahan mereka inilah yang melahirkan Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang zuhud, bertakwa dan wara’.

Sumber:

Hepi Andi Bustoni. 2006. Belajar dari Dua Umar. Jakarta: Qalammas.

Kejujuran karena keimanan yang membawa berkah hingga generasi selanjutnya

Abdul Muththalib bertemu Abrahah

*Pecinta Surga*

Sabtu, 24 Rabiul Akhir 1441 H

Kisah itu memperkuat hati, meneguhkan keyakinan, dan memantapkan pendirian

_____

*Abd Al-Muththalib bertemu Abrahah*

Abrahah mengirim seorang utusan ke Mekah untuk menemui pimpinan Mekah. Ia berpesan bahwa mereka datang bukan untuk berperang, melainkan hanya ingin menghancurkan Ka’bah. Dan jika ingin menghindari pertumpahan darah, maka pimpinan Mekah harus menemuinya di kemah pasukan Abyssinia.

Ketika Abrahah menyaksikan kedatangan ‘Abd al-Muththalib ke perkemahannya, ia begitu terkesan, sampai turun dari singgasana, menyambutnya dan duduk bersama di atas karpet. Ia menyuruh juru bicaranya menanyakan kepada ‘Abd al-Muththalib permintaan apa yang hendak diajukan. ‘Abd al-Muththalib meminta agar dua ratus ekor untanya yang telah dirampas oleh pasukan Abrahah dikembalikan.

Abrahah tampak sangat terkejut mendengar permintaan tersebut. Ia sangat kecewa mendengarnya, karena menganggap ‘Abd al-Muththalib jauh lebih mementingkan unta-untanya ketimbang agamanya yang sedang terancam untuk dihancurkan. ‘Abd al-Muththalib menjawab, “Aku adalah pemilik unta-unta itu sementara Ka’bah ada pemiliknya sendiri yang akan melindunginya.” “Tapi sekarang ini, dia tak akan mampu melawanku,” kata Abrahah. “Kita lihat saja nanti,” jawab ‘Abd al-Muththalib, “tapi kembalikan unta-untaku sekarang!” Dan Abrahah pun memerintahkan agar unta-unta itu dikembalikan.

‘Abd al-Muththalib kembali ke Quraisy dan menyarankan agar mereka menyelamatkan diri ke atas bukit di dekat kota. Kemudian, ia, disertai beberapa anggota keluarganya dan pemuka masyarakat yang lain, pergi ke Ka’bah. Mereka berdiri di sisi Ka’bah, memohon pertolongan Tuhan melawan Abrahah dan pasukannya.

*Sumber*:

Martin Ling. 2016. Muhammad_Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

_____

‘Abd al Muththalib, pemimpin yang negerinya diserang namun bisa membuat musuhnya segan berhadapan dengannya,

Lelaki karismatik itu yang memangku Muhammad kecil dalam majelis kaum Quraisy

Mari meneladani hebatnya pribadi muslim pendahulu kita

Join Group :https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh