Penuturan Halimah

Sabtu, 2 Jumadil Awal 1441 H

Kisah itu memperkuat hati, meneguhkan keyakinan, dan memantapkan pendirian

_____

Penuturan Halimah

Saat kami memutuskan untuk meninggalkan Mekah, aku bilang kepada suamiku, “Aku enggan kembali ke rombongan teman-teman kita tanpa mendapatkan seorang bayi untuk disusui. Aku akan kembali ke anak yatim itu dan akan membawanya. “Terserah engkaulah,” kata suamiku. “Mudah-mudahan Allah memberikan berkah-Nya kepada kita lewat anak itu!”

Maka, aku pun pergi untuk mengambilnya, tak lain karena aku tidak mendapatkan asuhan lain kecuali dia. Aku membawanya kembali ke tempat kendaraan kami ditambatkan. Tak lama setelah kudekap ia di dadaku, tiba-tiba payudaraku penuh air susu untuk menyusuinya. Ia meminumnya sampai kenyang, dan saudara angkatnya pun sampai kenyang. Setelah itu, mereka tertidur nyenyak.

Suamiku mendekati untuk betina tua kami dan, astaga, susunya penuh! Ia pun meminumnya dan aku juga turut minum hingga begitu kekenyangan. Kami menjalani malam yang begitu menyenangkan, dan di pagi harinya suamiku berkata, “Demi Tuhan, Halimah, engkau telah mengambil makhluk yang diberkahi Tuhan!” “Begitulah harapanku,”kataku.

Selanjutnya kami bersiap-siap untuk berangkat, dan aku kembali menaiki keledaiku sambil menggendong anak itu. Keledaiku berjalan dengan cepat menyalip rombongan yang lain; “Hebat sekali, kalian!” kata mereka. “Tunggulah kami! Bukankah keledai yang kau tunggangi itu sama dengan keledai yang kemarin kalian naiki saat berangkat kemari?” “Ya, tentu saja,” jawabku, “ia memang keledai yang sama.” “Suatu mukjizat telah datang kepadanya,” komentar mereka.

Sumber:

Martin Ling. 2016. Muhammad_Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Cerita yang pernah kita dengar sejak kecil tentang Rasulullah yang membuat kita mengenal beliau hingga mengantar hati untuk mencintai beliau

Abdul Muththalib bertemu Abrahah

*Pecinta Surga*

Sabtu, 24 Rabiul Akhir 1441 H

Kisah itu memperkuat hati, meneguhkan keyakinan, dan memantapkan pendirian

_____

*Abd Al-Muththalib bertemu Abrahah*

Abrahah mengirim seorang utusan ke Mekah untuk menemui pimpinan Mekah. Ia berpesan bahwa mereka datang bukan untuk berperang, melainkan hanya ingin menghancurkan Ka’bah. Dan jika ingin menghindari pertumpahan darah, maka pimpinan Mekah harus menemuinya di kemah pasukan Abyssinia.

Ketika Abrahah menyaksikan kedatangan ‘Abd al-Muththalib ke perkemahannya, ia begitu terkesan, sampai turun dari singgasana, menyambutnya dan duduk bersama di atas karpet. Ia menyuruh juru bicaranya menanyakan kepada ‘Abd al-Muththalib permintaan apa yang hendak diajukan. ‘Abd al-Muththalib meminta agar dua ratus ekor untanya yang telah dirampas oleh pasukan Abrahah dikembalikan.

Abrahah tampak sangat terkejut mendengar permintaan tersebut. Ia sangat kecewa mendengarnya, karena menganggap ‘Abd al-Muththalib jauh lebih mementingkan unta-untanya ketimbang agamanya yang sedang terancam untuk dihancurkan. ‘Abd al-Muththalib menjawab, “Aku adalah pemilik unta-unta itu sementara Ka’bah ada pemiliknya sendiri yang akan melindunginya.” “Tapi sekarang ini, dia tak akan mampu melawanku,” kata Abrahah. “Kita lihat saja nanti,” jawab ‘Abd al-Muththalib, “tapi kembalikan unta-untaku sekarang!” Dan Abrahah pun memerintahkan agar unta-unta itu dikembalikan.

‘Abd al-Muththalib kembali ke Quraisy dan menyarankan agar mereka menyelamatkan diri ke atas bukit di dekat kota. Kemudian, ia, disertai beberapa anggota keluarganya dan pemuka masyarakat yang lain, pergi ke Ka’bah. Mereka berdiri di sisi Ka’bah, memohon pertolongan Tuhan melawan Abrahah dan pasukannya.

*Sumber*:

Martin Ling. 2016. Muhammad_Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

_____

‘Abd al Muththalib, pemimpin yang negerinya diserang namun bisa membuat musuhnya segan berhadapan dengannya,

Lelaki karismatik itu yang memangku Muhammad kecil dalam majelis kaum Quraisy

Mari meneladani hebatnya pribadi muslim pendahulu kita

Join Group :https://chat.whatsapp.com/K2NLjccygNdlkhYtSrZFoh