Kenapa mereka tumbuh di Padang Pasir

Kamis, 8 Jumadil Awal 1441 H

Udara segar untuk pernapasan, bahasa Arab yang fasih untuk lidah, kebebasan bagi jiwa disediakan oleh padang pasir.

_____

Alasan mereka dibesarkan di Padang Pasir

Sudah menjadi kebiasan seluruh keluarga besar Arab kota untuk mengirim anak-anak mereka yang baru lahir ke daerah gurun untuk disusui hingga disapih, serta menghabiskan masa kanak-kanak mereka di tengah-tengah suku Badui. Tak terkecuali Mekah, apalagi sejak awal musim wabah penyakit dan tingginya angka kematian bayi disana. Itu memang berguna bagi jasmani mereka. Tetapi, gurun pasir juga memiliki manfaat untuk perkembangan jiwa.

Kaum Quraisy baru-baru ini saja memulai hidup menetap sejak, Qushay memerintahkan kaumnya membangun tempat tinggal di sekitar Ka’bah.

Sebelumnya, mereka hidup secara nomaden. Hidup menetap mungkin memang tidak terhindarkan, namun cara hidup seperti itu berbahaya. Gaya hidup nenek moyang mereka adalah pengembara, tinggal di tenda-tenda dan sering kali berpindah-pindah. Pengembaraan dan kebebasan adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Di padang pasir, seseorang sadar bahwa dirinya adalah penguasa suatu tempat, dan dengan kesadaran itu, ia terhindar dari keterikatan dengan waktu. Dengan membongkar tendanya, ia menanggalkan kehidupan yang kemaren, dan menatap hari esok dengan pasti. Sedangkan seorang penduduk kota adalah seorang tahanan; menetap di suatu tempat yang sama-kemarin, sekarang dan yang akan datang- hanya menjadi bulan-bulanan waktu, menampung segala keburukan. Perkotaan adalah sarang kecurangan. Kemalasan dan hura-hura tersembunyi di balik dinding-dindingnya, siap untuk setiap saat merenggut dan menghilangkan ketajaman penglihatan serta kewaspadaan manusia. Segalah sesuatu membusuk disana, termasuk keindahan bahasa, suatu hal yang sangat menentukan kualitas manusia. Sebagian orang Arab dapat membaca. Tetapi, keindahan berbahasa merupakan dambaan setiap orang tua terhadap anak-anak mereka. Nilai seseorang umumnya dilihat dari kefasihan dalam bertutur kata, dan puncak kefasihan itu adalah puisi. Mempunyai penyair hebat adalah kebanggaan bagi keluarga. Dan, penyair-penyair terkenal hampir selalu berasal dari suku-suku padang pasir, karena bahasa sehari-hari mereka memang puitis.

Maka dari itu, tali ikatan dengan padang pasir harus selalu diperbaharui dalam setiap generasi yang baru lahir-udara segar untuk pernapasan, bahasa Arab yang fasih untuk lidah, kebebasan bagi jiwa. Dan, anak-anak Quraisy dipelihara di padang sahara hingga delapan tahun agar kebiasaan itu lebih membekas dalam jiwa mereka, meskipun sebenarnya beberapa tahun saja sudah cukup.

Sumber:

Hepi Andi Bustoni. 2006. Belajar dari Dua Umar. Jakarta: Qalammas.

_____

Dari dahulu orang tua telah memilihkan tempat pendidikan terbaik untuk anak-anak mereka agar nanti menjadi generasi hebat, walau harus berpisah bertahun-tahun.